Tuesday, October 14, 2014

Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran

Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran
 Pada postingan kali ini akan dibahas tentang pengertian Pendekatan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Teknik Pembelajaran, Taktik Pembelajaran, dan Model Pembelajaran. Istilah-istilah tersebut lazim kita  dengar karena terkait dengan proses pembelajaran. Namun terkadang  sulit untuk membedakannya karena makna masing-masing hampir sama atau ada kemiripan. Jika semua istilah tersebut dipahami sebagai struktur yang sistematis, kiranya berbentuk seperti di bawah ini.

Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (Approach) dalam pengajaran diartikan sebagai a way of beginning something, yang artinya cara memulai sesuatu. Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dari segi pendekatannya, pada pembelajaran ada dua jenis pendekatan, yaitu :
A.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada Siswa (Student Centere Approach)
B.    Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada Guru (Teacher Centered Approach)

Pengertian Strategi Pembelajaran
Setelah Pendekatan pembelajaran ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Strategi Pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar tertentu.
Menurut Newman dan Logan dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003), ada empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
a.      Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil ( out put ) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukan.
b.      Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c.       Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d.      Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan.
Keempat unsur tersebut, jika diimplementasikan dalam konteks pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.      Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan perilaku peserta didik.
b.      Mempertimbangkan dan memilih system pendekatan pembelajaran yang dianggap paling efektif.
c.       Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode, dan teknik pembelajaran.
d.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal ukuran keberhasilan pembelajaran.

Menurut Hamzah B. Uno, strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengartikan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sementara itu, J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencana. Artinya, Strategi pembelajaran pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dick dan Carey mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya. Sedangkan menurut Suparman, Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Menurut Rowntree dalam Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1.      Strategi Pembelajaran Penyampaian Penemuan (Exposition Discovery Learning)
2.      Strategi Pembelajaran Kelompok dan Individual (Group Individual Learning)
Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu (a plan of operation echieving something), sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi ( a way in achieving something).
Dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah Desain Pembelajaran. Pada strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu system lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu.

Pengertian Metode pembelajaran
Metode Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005 : 76), “Metode pembelajaran ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan menurut M. Sobri Sutikno (2009 : 88) “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya mencapai tujuan”. Terdapat bermacam-macam metode dalam pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode eksperimen, dan metode demonstrasi.

Pengertian Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya dalam penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

Pengertian Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalnya terdapat dua orang guru yang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakan. Dalam penyajiannya, guru yang satu cenderung diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara guru yang satunya lagi memiliki sense of humor yang rendah, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan dan kpribadian dari guru yang bersangkutan.

Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yan disajikan secara khas oleh guru . Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Suptiawan dan A. Benyamin Surasega, 1990), Ada 4 kelompok model pembelajaran, yaitu :
1.      Model Interaksi Sosial
Model Interaksi Sosial menekankan pada hubungan personal dan social kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses yang demokratis, dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi social menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dalam masyarakat (learning to life together).
2.      Model Pengolahan Informasi
Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemprosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar.
3.      Model Personal-Humanistik
Model personal-Humanistik menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingkungannya.
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya.
4.      Model Modifikasi Tingkah laku (Behavioral)

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu. Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan. Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru harus selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsif pembelajaran individual dalam pembelajaran klasikal.

No comments:

Post a Comment

LOGO SMP-IT ALKHOIRIYYAH GARUT