Monday, January 22, 2018

STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM


STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH
“Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Pengembangan dan Inovasi Kurikulum PAI “
Dosen : Dr. Ahsan Hasbulah, M.Pd


 









Disusun Oleh : Kelompok 3 (Tiga)
Abdul Mu’min
(14210004)
Ismi Suciya Syarah
(14210046)
Nuri Sri Handayani
(14210062)
Puri Anisa Bella
(14210064)
Yusup Supriatna
(14210090)


FAKULTAS TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MUSADDADIYAH GARUT
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, solawat serta salam semoga dilimpah curahkan kepada Nabi Muhamad SAW, Rasululloh terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Berkat karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pengembangan dan Inovasi Kurikulum PAI jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 6. Kami berusaha semaksimal mungkin berkarya dengan harapan makalah ini dapat membantu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam rangka mengingkatkam kualitas bangsa Indonesia.
Makalah ini disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami serta memuat aspek mengenai Strategi Pengembangan Kurikulum.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki makalah ini yang jauh dari kesempurnaan.
                                                                                                         


Garut,    Februari 2017


Penyusun,



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .              i
DAFTAR ISI  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  ii
BAB I PENDAHULUAN                             
A.    Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       1
B.     Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       1
C.     Tujuan………….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kurikulum ………………………………..…………………..………. 2
B.     Tujuan Kurikulum……………………………..…………………..………………..2
C.     Strategi Pengembangan Kurikulum …………………………..……………………5
D.    Langkah-Langkah dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah ……………………7
E.     Landasan Pengembangan Kurikulum ………………………………………………8
F.      Model –model Pengembangan Kurikulum ………………………………………...8
G.    Peranan guru dalam pengembangan kurikulum ……………………………………9
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10
B.     Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …… 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, di antaranya pada pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum. Hasil dari proses ini adalah adanya perubahan pada guru dan siswa, serta komponen lainnya. Pandangan tentang kurikulum dikenal dalam dimensi kurikulum yang membedakan peran dan fungsinya. Oleh karena itu perlu dipahami mengenai seluk beluk kurikulum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian kurikulum?
2.      Bagaimana Strategi Pengembangan Kurikulum?
3.      Bagaimana Model-model pengembangan kurikulum?
4.      Bagaimana Peranan guru dalam pengembangan kurikulum?
C.    Tujuan
1.      Menjelaskan tentang Pengertian kurikulum;
2.      Menjelaskan Strategi Pengembangan Kurikulum;
3.      Menjelaskan Model-model pengembangan kurikulum;
4.      Menjelaskan Peranan guru dalam pengembangan kurikulum.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
B.     Tujuan Kurikulum
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya tujuan tidak akan berhasil tanpa strategi. Strategi meliputi rencana metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mecapai tujuan tertentu.
Menurut T. Rakjoni strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian diatas ada dua hal yang pelu diamati, yaitu:
1.          Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.
Alasan-alasan perlunya perencanaan strategi mengajar:
a.       Agar kurikulum yang direncanakan dapat mencapai tujuan
b.      Agar pelajaran yang sama yang diberikan oleh pendidik dilakukan secara konsisten   sehingga tidak merugikan kelas tertentu.
c.       Membantu guru memberi pelajaran yang efektif serta menarik dengan menyediakan sumber belajar yang memadahi.
2.          Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan ( approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Roy Killer (1998), ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu:
·         Pendekatan yang berpusat pada guru ( teacher centered approaches )
·         Pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centered approach )
Menurut Rowntree (1974), strategi pembelajaran dibagi atas dua bagian:
·         Strategi Exposition dan Strategi Discovery Learning
·         Strategi Groups dan Individual Learning
Terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-intelektual,–sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru.Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar.Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifattekstual.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi.Peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan guider.Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar.Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ini sangat penting dipahami sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Komponen strategi pembelajarn yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajarannya. Kondisi pembelajaran yang berbeda umpamanya, karakteristik isi bidang studi dengan karakteristik siswa bis memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pelajaran.
Berikut ini bebrapa pertimbangan yang digunakan sebagai pegangan untuk memilih strategi pembelajaran dalam pengembangan kurikulum:
a.       Apakah tujuan itu bersifat kognitif, afektif atau psikomotor?
b.      Apakah tujuan banyak memrlukan reinforcement atau ulangan?
c.       Apakah diperlukan partisipasi aktif dari siswa, secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar?
d.      Apakah diperlukan ketrampilan mengenai proses penelitian ilmiah?
e.       Apakah tersedia atau harus disediakan sumber-sumber pembelajaran?
f.       Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan asas kurikulum dan misi lembaga tersebut?
g.      Apakah strategi pembelajaran itu cukup menguntungkan dari segi waktu, biaya, dan usaha yang diperlukan?
h.      Apakah diperlukan lebih dari satu strategi untuk mencapai tujuan itu?
i.        Apakah strategi sudah sesuai dengan gaya belajar siswa?
3.          Adanya sumber mengajar, harus diusahakan pada tingkat pedoman kurikulum. Pada tahap ini semua pendidik bersama-sama menyiapkan segala sumber pembelajaran yang diperlukan.
C.    Strategi Pengembangan Kurikulum
Menurut T. Rakjoni strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objective), menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar ( selection of learning experiences), mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of learning experiences), dan mengevaluasi (evaluating).
1.                  Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective) Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD)
2.                  Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar ( selection of learning experiences) Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa sebagai learning activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar.
3.                  Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning experiences) Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat.
4.                  Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan , sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan. Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
D.    Langkah-Langkah dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah
Agar usaha pengembangan kurikulum di sekolah dapat berhasil baik, maka perlu diperhatikan langkah-langkah pengembangan kurikulum di sekolah. Langkah-langkah itu mencakup melakukan penilaian umum tentang sekolah, seperti: dalam hal apa sekolah itu lebih baik atau lebih rendah mutunya daripada sekolah lain; kesenjangan apa yang terjadi antara kenyataan dengan apa yang diharapkan berbagai pihak; serta sumber-sumber apa yang tersedia atau tidak tersedia. Kalau kita rinci dapat kita sajikan sebagai berikut :
1.                 Selidiki berbagai kebutuhan sekolah, antara lain kebutuhan siswa, kebutuhan guru, dan kebutuhan akan perubahan dan perbaikan.
2.                 Mengidentifikasi masalah serta merumuskannya, yang timbul berdasarkan studi tentang berbagai kebutuhan yang tersebut di atas, lalu memilih salah satu yang dianggap paling mendesak diatasi.
3.                 Mengajukan saran perbaikan, yang dapat didiskusikan bersama, apakah sesuai dengan tuntutan kurikuium yang berlaku, menilai maknanya bagi pengembangan sekolah, dan menjelaskan makna serta implikasinya.
4.                 Menyiapkan desain perencanaan yang mencakup tujuan, cara mengevaluasi, menentukan bahan pelajaran, metode penyampaian, percobaan, penilaian, balikan, perbaikan, pelaksanaan, dan seterusnya.
5.                 Memilih anggota panitia, sedapat mungkin sesuai dengan kompetensi masingmasing.
6.                 Mengawasi pekerjaan panitia, biasanya oleh kepala sekolah. \
7.                 Melaksanakan hasil kerja panitia oleh guru dalam kelas. Karena pekerjaan ini tidak mudah, kepala sekolah hendaknya senantiasa menunjukkan penghargaannya terhadap pekerjaan semua pihak yang terlibat dalam usaha pengembangan kurikulum.
8.                 Menerapkan cara-cara evaluasi, apakah yang direncanakan itu dapat direalisasikan, karena apa yang indah di atas kertas belum tentu dapat diwujudkan.
9.                 Memantapkan perbaikan, bila ternyata usaha itu berhasil baik dan dijadikan pedoman selanjutnya.
Pada taraf permulaan hendaknya diambil suatu proyek yang sederhana, yang memungkinkan  untuk dapat dilaksanakan dengan baik. Ketidakberhasilan akan menimbulkan kekecewaan dan keengganan untuk mengadakan pengembangan di masa mendatang. Jadi, jangan didesak melakukannya dengan tergesa-gesa. Ada pengembangan kurikulum yang fundamental yang memakan waktu puluhan tahun. Perubahan kurikulum senantiasa melibatkan perubahan manusia yang melaksanakannya. Agar kurikulum berubah, maka guru sendiri harus berubah dan didorong untuk berubah
E.     Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. (Bab IX, Ps.37). Pengebangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik.
F.     Model –model Pengembangan Kurikulum
            Model Pengembangan kurikulum ada dua ( 2 ) model yaitu :
1.      Administrative Model
Model ini adalah suatu model dimana gagasan pengembang kurikulum datang dari para administrator pendidikan dan para pengguna administrator ( datang dari atas kebawah ) . Model ini membuat para pelaku kurikulm meras terbatas pada pengembangannya dan sering terjadi ketidaksesuain dengan kondisi lembaga dan linglkungan sosial dimana lembaga pendidikan tersebut berada .
2.      Grass Root Model
Model ini adalah kebalikan dari model yang pertama yaitu inisiatif pengembangan kurikulum datangh dari para pelaku kurikulum ( guru –guru , sekolah , lingkungan , dan stkae holder ) . Model ini yang sekarang berlaku di Indonesia dengan muali berlakuinya Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) dan Kurikulum Tingkat Satiuan Pendidikan ( KTSP )  tiap sekolah wajib membuat kurikulum sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah ,  Visi sekolah  , program strategis yang akan diprioritaskan oleh sekolah yang diselaraskan dengan kekuatan sekolah dalam melaksanakan baik dari segi tenaga maupun pembiayaannya . Melalui Evaluasi Diri Sekolah ( EDS ) sekolah menyusun Rencana
G.    Peranan guru dalam pengembangan kurikulum
            Guru adalah pelaku utama kurikulum baik dari proses perencanaan , penerapan , dan evaluasi kurikulum . Maka keberhasilan pencapaian kurikulum sangat tergantung dari keprofesionalisme dari guru itu sendiri .Dapat dikatakan bahwa kurikulum yang sebenarnya adalah guru itu sendiri . Maka pentingnya guru dalam kurikulum adalah bahwa bila tidak ada guru maka tidak akan ada juga kurikulum . 









BAB  III
 PENUTUP
A.    Simpulan
Dalam kerangka meningkatkan mutu pendidikan PAI, maka pengembangan kurikulum PAI perlu dikembalikan kepada landasan filosofisnya dengan mempertimbangkan berbagai faktor penghambat dan penunjang keberhasilannya. Berbagi faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain: isi atau muatan kurikulum, model implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Isi atau muatan kurikulum PAI perlu memuat isu-isu krusial yang berkembang di masyarakat, terkait dengan berbagai bidang studi, dapat menjawab berbagai persoalan, tantangan, kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman.
Pembelajaran PAI perlu dikembangkan secara sinergis dengan program dan bidang studi non agama; dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, sesuai dengan kebutuhan diri peserta didik, masyarakat dan dunia kerja; menggunakan prinsip, pendekatan, strategi, dan media pembelajaran yang lebih variatif
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik.
Model pengembangan kurikulum ada dua ( 2 ) yaitu model Administrative model dan Grass Root model. Peran guru dalam kurikulum , nahwa pada dasarnya kurikulum yang sebenarnya adalah guru itu sendiri karena guru adalah pelaku utama dari kurikulum .
B.     Saran
Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas, yaitu:
1.      Pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip kurikulum.
2.      Pendidik melaksanakan pengajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum yang berlaku.
3.      Siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum, khususnya dalam program pembelajaran maupun pendidikan agar tujuan pendidikan yang diharapkan bisa tercapai dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

o   http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2136882-pengertian-pengembangan-kurikulum/, diakses pada tanggal 3 April 2011.
o   http://www.puskur.net/download/uu/11Kerangka_Dasar.pdf, diakses pada tanggal 3 April 2011 .
o   Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
o   Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
o   Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

LOGO SMP-IT ALKHOIRIYYAH GARUT