Monday, October 23, 2017

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, FILSAFAT PENDIDIKAN, AGAMA DAN KEBUDAYAAN


HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, FILSAFAT PENDIDIKAN,
AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen: Husnan Sulaiman, M.Pd.



 









Disusun Oleh : Kelompok 1
Abdul Mu’min               (14210004)
Ai Anti Srimayanti         (14210013)
Cici Lestari                     (14210029)
Haniah Siti Nurazizah    (14210036)


FAKULTAS TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MUSADDADIYAH GARUT
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, Sholawat beserta Salam mugia tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Keluarganya, Para Sahabat, Tabiin dan sampailah pada kita selaku umatnya, Aaamiinn ya rabbal a’almiin.
Alhamdulillah kami telah bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, FILSAFAT PENDIDIKAN, AGAMA, DAN KEBUDAYAAN”. Sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN yang senantiasa memberikan nasihat dan masukan guna menambah dorongan motivasi dalam penyelesaian tugas makalah ini serta bantuan dari kawan-kawan yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.  



Garut, 18 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….
Daftar Isi ……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
  1. Latar Belakang Masalah……………………………………………………....
  2. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
  3. Tujuan Masalah……………………………………………………………….
  4. Manfaat Penulisan…………………………………………………………….
  5. Sistematika Penulisan………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….
A.    Hubungan Antara Filsafat dan Filsafa Pendidikan………....…………………
B.     Hubungan Antara Filsafat dan Agama…………………….....………………
C.     Hubungan Antara Filsafat dan Kebudayaan ………………….…..................
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………
  1. Kesimpulan ………………………………………………………………….
  2. Saran ………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
i
ii
1
1
2
2
2
2
3
3
6
8

13
13
14
15













 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Manusi menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena manurut keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal seperti halnya menguji kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat.
            Pendidikan dan pembelajaran yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai Aqidah dan Spritual kegamaan yaitu menurut ajaran agama islam Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akal dan pikirannya manusia dapat mengembangkan kebudayaan.

B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hubungan antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan?
2.      Bagaimana hubungan antara Filsafat dan Agama?
3.      Bagaimana hubungan antara Filsafat dan Kebudayaan?
C. Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui hubungan antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan
2.      Untuk mengetahui hubungan antara Filsafat dan Agama
3.      Untuk mengetahui hubungan antara Filsafat dan Kebudayaan
D. Manfaat Penulisan
            Untuk menjadikan bahan referensi dalam pengembangan pengetahuan Filsafat Pendidikan dan sebagai acuan untuk membantu para mahasiswa dalam mengkaji dan memahami betapa pentingnya hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup. Menjadikan para mahasiswa dan mahasiswi yang lebih kreatif, inovatif, disiplin, dinamis dan agamis.
E. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama; Pendahuluan, Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Manfaat penulisan, Sistematika penulisan. Bab dua; Hubungan Antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan, Hubungan Antara Filsafat dan Agama, dan Hubungan Antara Filsafat dan Kebudayaan. Bab tiga; Penutup: Kesimpulsan, dan Saran.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan
            Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai. Pandangan filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dalam pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Ilmu pengetahuan lebih menekankan kepada pengalaman keindahan dari pada penggunaan pemikiran sebagaimana dari pada pengalaman. Menurut Plato hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan adalah :
1.      Ilmu pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filsafat, sedangkan filsafat adalah ibu dan ilmu pendidikan.
2.      Ilmu pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat bersifat sinopsis.
3.      Ilmu pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya, sedangkan filsafat selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan objek juga bagaimana seharusnya objek itu.
4.      Ilmu pengetahuan memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan filsafat memeriksa dan meragukan segala asumsi.
5.      Ilmu pengetahuan di warnai oleh penggunaan metode eksperimen, terkontrol cara kerjanya, sedangkan filsafat menggunakan ilmu pengetahuan.

          Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah:
1.      Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.
2.      Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3.      Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
            Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenaan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2.      Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.      Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.      Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
           Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah pendiidkan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengujian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
           Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
           Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubung­an yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendi­dikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
B. Hubungan Antara Filsafat dan Agama
            Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Banyak yang mengatakan bahwa agama adalah filsafat.
Filsafat dari kebanyakan orang filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan refleksi dengan manusia. Karena keduanya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaaga utama yang berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah pikir,rasa dan keyakinan sehingga manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Filsafat dan agama baru dapat di rasakan faedahnya dalam kehidupan manusia apabila merefleksi dalam diri manusia.
Menurut Prof. Nasroen SR “Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan kepada agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan kepada agama dan hanya berdasarkan atas akal fikiran saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran sedangkan kesanggupan akal pikiran itu terbatas, sehingga filsafat tidak akan sanggup memberi kepuasan bagi manusia terutama dalam tingkat pemahamannya terhadap yang gaib”.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya, itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat.. Pandangan filsafat menurut agama islam tertuang semuanya pada Al-qur’an yang dijadikan sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya terhadap seluruh sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya :
Setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses pendidikan dan usaha-usaha pendidikan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan prinsip dan keyakinan.
Agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu a dan gam yaitu tidak pergi, sedangkan dalam bahasa arab yaitu din dan dalam bahasa latin yaitu relegere yang berarti undang-undang. Agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan, berupa ajaran tentang ketentuan, kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan, yang diberikan kepada makhluk yang berakal demi keselamatan dan kesejahteraanya di dunia dan akherat. Agama merupakan kebenaran mutlak karena bersumber dari Tuhan.
            Manusia yang memiliki potensi akal, berkesanggupan untuk mengerti dan memahami sedikit tentang realitas kosmis kemudian mengolah dan merubah sebatas kemampuan, serta menjelajahi dunia rohaniah. Pemahaman dan penyelidikan akal terbatas pada dunia yang tampak dan hasilnya tidak sanggup memberikan kepastian. Karena itu manusia harus berhenti dari aktifitas akalnya, ketika akal telah sampai pada batas kulminasinya dan berpindah pada keimanan ketika berbicara tentang Tuhan, akherat dan sesuatu yang berada diluar kemampuan akal. Akal memberikan kebebasan kepada manusia untuk percaya dan tidak percaya tentang wujud Tuhan. Tapi agama dan perasaan mewajibkan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Tuhan tidak dapat digapai oleh rasio manusia. Meskipun manusia berpikir tentang Tuhan dengan filsafat, tapi pada akhirnya harus mengakui adanya Tuhan dengan firmanNya. Jadi bisa dikatakan bahwa agama memiliki kebenaran yang mutlak.
            Tuhan menciptakan manusia dengan keterbatasan akalnya, bukan berarti Tuhan mencelakakan, membingungkan atau menyengsarakan manusia, tapi justru dengan adanya keterbatasan itu akan menunjukkan adanya Yang Maha Sempurna. Tuhan memberikan jalan kebebasan terhadap kebingungan dan problematika manusia yang tidak bisa terselesaikan.
            Allah berkenan menurunkan wahyu-Nya kepada umat manusia sebagai petunjuk, cahaya, dan rahmat, agar mereka menemukan kebenaran yang hakiki dan asasi yang tidak dapat dicapai sekedar dengan akalnya. Juga agar manusia mendapat jawaban yang pasti atas persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan dan filsafat.
C. Hubungan Antara Filsafat dan Kebudayaan
            Pada dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan. Sedang Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia, aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik, Sedangkan landasan pendidikan adalah filsafat. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan terdapat pada hubungan nilai demokrasi, dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
            Ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Karena pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu yang  merupakan bagian dari pengetahuan dengan sendirinya juga merupakan salah satu unsur kebudayan. Antara ilmu dan kebudayaan ada hubungan timbal balik, Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan kebudayaan, sedangkan perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada kebudayaan. Keadaan sosial dan kebudayaan, saling tergantung dan mendukung.jadi interelasi antara filsafat,pendidikan dan budaya ibarat mata rantai yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.
            Pada dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan. Sedang Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia, aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik, Sedangkan landasan pendidikan adalah filsafat. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan terdapat pada hubungan nilai demokrasi, dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
            Pada dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah terdapat hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Perlu disadari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial budaya yang dilakukan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, martabat bangsawan, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan dan pembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan dari beberapa ahli :
1.      Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2.      Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.      Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari manusia dengan belajar
4.      Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang diciptakan oleh manusia
           Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarkat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal alam lingkungannya.
           Sehingga kebudayaan memiliki peran :
1.      Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2.      Wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3.      Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.      Pembeda manusia dengan binatang
5.      Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6.      Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain
7.      Sebagai modal dasar pembangunan.
           Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai. Pandangan filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dalam pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2.      Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.      Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4.      Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
           Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa, dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Mana kala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbulah kesadaranya, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
           Suatu hubungan antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap bernilai tingkah laku bahkan menjadi kepribadian anak didik.
            Hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
B.     Saran
            Segala kesempurnaan hanya milik Allah, diharapkan dalam menyempurnakan penyusunan makalah ini, kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan menambahi kekurangan dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini, baik bagi dosen, para pembaca, dan khususnya kami sebagai penyusun makalah diharapkan kritik dan sarannya supaya makalah ini jauh lebih baik.
           

DAFTAR PUSTAKA

Zen, Zelhendri. (2011). Filsafat Pendidikan.Padang:UNP.
Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung
http://prasetyowidodo22.blogspot.co.id/2014/04/makalah-filsafat-filsafat-dan kebudayaan.html


No comments:

Post a Comment

LOGO SMP-IT ALKHOIRIYYAH GARUT