HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, FILSAFAT PENDIDIKAN,
AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Filsafat
Pendidikan
Dosen: Husnan Sulaiman, M.Pd.
Disusun Oleh : Kelompok 1
Abdul Mu’min (14210004)
Ai Anti Srimayanti (14210013)
Cici Lestari (14210029)
Haniah
Siti Nurazizah (14210036)
FAKULTAS TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MUSADDADIYAH
GARUT
TAHUN 2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya, Sholawat beserta Salam mugia tetap tercurah limpahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, Keluarganya, Para Sahabat, Tabiin dan
sampailah pada kita selaku umatnya, Aaamiinn ya rabbal a’almiin.
Alhamdulillah kami telah bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, FILSAFAT
PENDIDIKAN, AGAMA, DAN KEBUDAYAAN”. Sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
FILSAFAT PENDIDIKAN yang senantiasa memberikan nasihat dan masukan guna
menambah dorongan motivasi dalam penyelesaian tugas makalah ini serta bantuan dari kawan-kawan yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca,Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Garut, 18 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ……………………………………………………………………….
Daftar Isi
……………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………….
A. Hubungan Antara Filsafat dan Filsafa Pendidikan………....…………………
B. Hubungan Antara Filsafat dan Agama…………………….....………………
C. Hubungan Antara Filsafat dan Kebudayaan ………………….…..................
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………
|
i
ii
1
1
2
2
2
2
3
3
6
8
13
13
14
15
|
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hubungan antara filsafat
dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan
pedoman suatu sistem pendidikan.
Agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia,
sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan
pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena
ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Manusi menjadi penganutnya
yang setia terhadap agama karena manurut keyakinannya agama telah memberikan
sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji
dengan pengalaman maupun oleh akal seperti halnya menguji kebenaran sains dan
filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan. Agama
merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan
pengkajian filsafat.
Pendidikan dan
pembelajaran yang harus dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian
anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai Aqidah dan Spritual kegamaan yaitu
menurut ajaran agama islam Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia
dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai
macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Manusia
merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akal dan pikirannya manusia dapat
mengembangkan kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana hubungan antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan?
2.
Bagaimana hubungan antara Filsafat dan Agama?
3.
Bagaimana hubungan antara Filsafat dan Kebudayaan?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui hubungan antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan
2.
Untuk mengetahui hubungan antara Filsafat dan Agama
3.
Untuk mengetahui hubungan antara Filsafat dan Kebudayaan
D. Manfaat Penulisan
Untuk menjadikan bahan referensi dalam pengembangan pengetahuan
Filsafat Pendidikan dan sebagai acuan untuk membantu para mahasiswa dalam
mengkaji dan memahami betapa pentingnya hubungan antara filsafat, filsafat
pendidikan, agama dan kebudayaan yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup.
Menjadikan para mahasiswa dan mahasiswi yang lebih kreatif, inovatif, disiplin,
dinamis dan agamis.
E. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan
makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama; Pendahuluan, Latar belakang,
Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Manfaat penulisan, Sistematika penulisan.
Bab dua; Hubungan Antara
Filsafat dan Filsafat Pendidikan, Hubungan Antara Filsafat dan Agama, dan Hubungan Antara Filsafat dan Kebudayaan. Bab tiga; Penutup: Kesimpulsan, dan Saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hubungan Antara Filsafat dan Filsafat Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia
menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin
& Idi (2007: 32) filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur
yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang
ingin di capai. Pandangan
filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang menjiwai
seluruh kebijaksanaan dalam pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan
pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut.
Ilmu pengetahuan lebih menekankan kepada pengalaman keindahan dari
pada penggunaan pemikiran sebagaimana dari pada pengalaman. Menurut Plato
hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan adalah :
1.
Ilmu pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filsafat,
sedangkan filsafat adalah ibu dan ilmu pendidikan.
2.
Ilmu pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat
bersifat sinopsis.
3.
Ilmu pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan
objeknya, sedangkan filsafat selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan
objek juga bagaimana seharusnya objek itu.
4.
Ilmu pengetahuan memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi
sedangkan filsafat memeriksa dan meragukan segala asumsi.
5.
Ilmu pengetahuan di warnai oleh penggunaan metode eksperimen,
terkontrol cara kerjanya, sedangkan filsafat menggunakan ilmu pengetahuan.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32)
hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan adalah:
1. Filsafat merupakan
suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika pendidikan dan
menyusun teori-teori pendidikan.
2. Filsafat berfungsi
memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan kehidupan
yang nyata.
3. Filsafat, dalam hal ini
fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Filsafat mengadakan
tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain pandangan
dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan
penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman
pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan
berkenaan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada filsafat untuk
dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkembangkan diri.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek
lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas
dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang
lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,
mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi
sudut pandangannya berlainan.
Dalam
menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia mengharapkan
dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada
masalah pendiidkan pada umumnya serta bagaimana masalah itu mengganggu pada
penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan, kurkulum, organisasi
sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli filsafat
pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep, argumen
dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan
sistem-sistem, pengujian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher
(1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat
pendidikan, dalam hal ini pendidikan bahwa filsafat tidak hanya melahirkan
sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan.
Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai
kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada
hakekantya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan
pendidkan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan.
Jadi,
antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat
sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat
penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman
dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi
tegaknya sistem pendidikan.
B. Hubungan Antara Filsafat dan Agama
Menurut Hocking
(1946), agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi
manusia, sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Banyak yang
mengatakan bahwa agama adalah filsafat.
Filsafat dari kebanyakan orang filsafat dan agama mempunyai
hubungan yang terkait dan refleksi dengan manusia. Karena keduanya tidak dapat
bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaaga utama yang
berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah pikir,rasa
dan keyakinan sehingga manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Filsafat dan agama baru dapat di rasakan faedahnya dalam kehidupan manusia
apabila merefleksi dalam diri manusia.
Menurut Prof. Nasroen SR “Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan
kepada agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan kepada agama dan hanya
berdasarkan atas akal fikiran saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat
kebenaran objektif karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal
pikiran sedangkan kesanggupan akal pikiran itu terbatas, sehingga filsafat
tidak akan sanggup memberi kepuasan bagi manusia terutama dalam tingkat
pemahamannya terhadap yang gaib”.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya, itulah
makanya agama dikatakan pengkajian filsafat.. Pandangan filsafat menurut agama
islam tertuang semuanya pada Al-qur’an yang dijadikan sebagai pegangan dan pedoman
hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik
hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang
maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula pengaruhnya
terhadap seluruh sikap dan pandangan orang, karena filsafat justru hendak
memberikan dasar-dasar yang terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia dimana
dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya :
Setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses
pendidikan dan usaha-usaha pendidikan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi
muda dan warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan
menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan
yang dapat dijadikan prinsip dan keyakinan.
Agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu a dan gam yaitu tidak
pergi, sedangkan dalam bahasa arab yaitu din dan dalam bahasa latin yaitu
relegere yang berarti undang-undang. Agama adalah sesuatu yang berasal dari
Tuhan, berupa ajaran tentang ketentuan, kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan,
yang diberikan kepada makhluk yang berakal demi keselamatan dan kesejahteraanya
di dunia dan akherat. Agama merupakan kebenaran mutlak karena bersumber dari
Tuhan.
Manusia yang
memiliki potensi akal, berkesanggupan untuk mengerti dan memahami sedikit
tentang realitas kosmis kemudian mengolah dan merubah sebatas kemampuan, serta
menjelajahi dunia rohaniah. Pemahaman dan penyelidikan akal terbatas pada dunia
yang tampak dan hasilnya tidak sanggup memberikan kepastian. Karena itu manusia
harus berhenti dari aktifitas akalnya, ketika akal telah sampai pada batas
kulminasinya dan berpindah pada keimanan ketika berbicara tentang Tuhan,
akherat dan sesuatu yang berada diluar kemampuan akal. Akal memberikan
kebebasan kepada manusia untuk percaya dan tidak percaya tentang wujud Tuhan.
Tapi agama dan perasaan mewajibkan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Tuhan
tidak dapat digapai oleh rasio manusia. Meskipun manusia berpikir tentang Tuhan
dengan filsafat, tapi pada akhirnya harus mengakui adanya Tuhan dengan
firmanNya. Jadi bisa dikatakan bahwa agama memiliki kebenaran yang mutlak.
Tuhan menciptakan
manusia dengan keterbatasan akalnya, bukan berarti Tuhan mencelakakan,
membingungkan atau menyengsarakan manusia, tapi justru dengan adanya
keterbatasan itu akan menunjukkan adanya Yang Maha Sempurna. Tuhan memberikan
jalan kebebasan terhadap kebingungan dan problematika manusia yang tidak bisa
terselesaikan.
Allah berkenan
menurunkan wahyu-Nya kepada umat manusia sebagai petunjuk, cahaya, dan rahmat,
agar mereka menemukan kebenaran yang hakiki dan asasi yang tidak dapat dicapai
sekedar dengan akalnya. Juga agar manusia mendapat jawaban yang pasti atas
persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan dan
filsafat.
C. Hubungan Antara Filsafat dan Kebudayaan
Pada dasarnya
kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan.
Sedang Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi,
yaitu proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia, aspek lain
dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental,
tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik, Sedangkan landasan
pendidikan adalah filsafat. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan terdapat
pada hubungan nilai demokrasi, dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper
kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian
manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Ilmu adalah bagian
dari pengetahuan. Karena pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu
yang merupakan bagian dari pengetahuan dengan sendirinya juga merupakan
salah satu unsur kebudayan. Antara ilmu dan kebudayaan ada hubungan timbal
balik, Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan kebudayaan, sedangkan
perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada kebudayaan. Keadaan sosial dan
kebudayaan, saling tergantung dan mendukung.jadi interelasi antara
filsafat,pendidikan dan budaya ibarat mata rantai yang saling berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan.
Pada dasarnya
kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan.
Sedang Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi,
yaitu proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia, aspek lain
dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental,
tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik, Sedangkan landasan
pendidikan adalah filsafat. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan terdapat
pada hubungan nilai demokrasi, dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper
kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian
manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Pada dasarnya kebudayaan
adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan. Pendidikan dan
kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu pendidikan
adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain
dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental,
tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan
dengan kebudayaan adalah terdapat hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi
pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu
untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu
menciptakan kebudayaan.
Perlu disadari bahwa
manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup dalam suatu sosial
budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial budaya yang
dilakukan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka
membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman
pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas
filosofis yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya,
martabat bangsawan, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan
untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional mengupayakan, melestarikan
dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses
pengembangan dan pembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh
budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas
ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan
dari beberapa ahli :
1. Taylor, budaya adalah
suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2. Linton, kebudayaan
dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil
tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan
oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Kotjaraningrat,
mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik dari
manusia dengan belajar
4. Herkovits, kebudayaan
adalah bagian dari lingkungan hiup yang diciptakan oleh manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi
yang besar bagi manusia dan masyarkat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi
seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat
memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudayaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil
ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan
dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan
pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar
dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya
filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan
teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal alam
lingkungannya.
Sehingga kebudayaan
memiliki peran :
1. Suatu hubungan pedoman
antar manusia atau kelompoknya
2. Wadah untuk menyalurkan
perasan dan kemampuan lain
3. Sebagai pembimbing
kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda manusia dengan
binatang
5. Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan
6. Pengaturan agar manusia
dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain
7. Sebagai modal dasar
pembangunan.
Kebudayaan masyarakat
tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat
itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap
lingkungan di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hubungan antara filsafat
dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan
pedoman suatu sistem pendidikan. pendidikan merupakan aktivitas pemikiran
teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses
pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan
tujuan yang ingin di capai. Pandangan
filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan filosofis yang menjiwai
seluruh kebijaksanaan dalam pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang
manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Filsafat mempuyai objek
lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas
dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak
memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan
menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan
sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat
mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya
berlainan.
Filsafat dan agama
mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia artinya keduanya
tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang dikatakan
alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa,
dan kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam
menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.
Mana kala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbulah
kesadaranya, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk
mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan.
Suatu hubungan
antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan
dalam arti membudayakan manusia fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan
itu menjadi sikap bernilai tingkah laku bahkan menjadi kepribadian anak didik.
Hubungan pendidikan dengan
kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai
pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina
kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan
kebudayaan.
B. Saran
Segala kesempurnaan hanya milik Allah, diharapkan dalam menyempurnakan penyusunan
makalah ini, kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan menambahi
kekurangan dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini, baik bagi dosen, para
pembaca, dan khususnya kami sebagai penyusun makalah diharapkan kritik dan
sarannya supaya makalah ini jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Zen,
Zelhendri. (2011). Filsafat Pendidikan.Padang:UNP.
Sadulloh,
U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
Wakhudin
dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung
http://prasetyowidodo22.blogspot.co.id/2014/04/makalah-filsafat-filsafat-dan
kebudayaan.html
No comments:
Post a Comment