TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM II: TES ESSAY
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Pengem Sistem Evaluasi
Dosen:
Pengampu Dr. Raito M.Ag
Disusun oleh : Kelompok 3
1.
Abdul Mu’min : 14210004
2.
Ayub Zakaria : 14210028
3.
Haniah Siti N. : 14210036
4.
Noviyanti : 14210061
5.
Zaki :
14210092
FAKULTAS TARBIYAH
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUSADDADIYAH GARUT
2016
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa
tercurah limpahkan kepada Alloh SWT yang telah melimpahkan beribu-ribu rahmat
juga nikmat, yakni nikmat iman, nikmat ihsan dan nikmat islam. Juga utaian kata
terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM II: TES ESSAY”.
Meskipun
kami berusaha sekeras mungkin dalam penyusunan makalah ini agar menjadi makalah
yang baik. Namun, saya menyadari dalam makalah yang kami susun ini masih banyak
terdapat kekurangan yang mendasar pada makalah ini. akan dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Terimakasih
dan semoga makalah ini dapat memberi sumbangsih positif bagi kita semua.
Garut,
27 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
proses pembelajaran, terdapat berbagai macam tes yang digunakan. Tes diberikan
sebagai sarana untuk mengetahui apakah materi-materi yang sudah disampaikan
selama proses belajar berlangsung, sudah diterima dan dipahami dengan baik oleh
siswa. Terdapat berbagai macam tes yang dapat digunakan, salah satu bentuk tes
itu adalah tes bentuk essay (uraian). Dengan digunakannya tes bentuk essay,
setidaknya dapat menjadi alat pengukur kemampuan siswa secara objektif. Dalam
pelaksanaannya, ternyata tes bentuk essay ditemukan banyak kelemahan. Bentuk
essay sering disebut bentuk subjektif karena dalam pelaksanaannya sering
dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Oleh karena itu, seringkali ditemui
permasalahan dalam penilaian jawaban dari peserta didik. Banyak terjadi
kesalahan pemberian nilai kepada peserta didik, dikarenakan berbagai faktor
baik internal maupun eksternal.
Namun
demikian, tidak berarti bentuk essay tidak digunakan sebagai alat pengukur
kemampuan siswa. Bentuk essay dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan
belajar yang sulit diukur oleh bentuk-bentuk objektif. Dengan tes bentuk essay
ini, diharapkan siswa mampu menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan
jawaban dengan kata-katanya sendiri.
Berdasarkan
permasalahan-permasalahan di atas, maka dari kami menyusun makalah dengan judul
“TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM II: TESS ESSAY” sebagai sebuah atensi dalam
membumikan Pengembangan Sistem Evaluasi di Indonesia pada umumnya dan khususnya
di lembaga-lembaga pendidikan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
yang dibahas akan penulis batasi, dengan tujuan supaya penulis makalah ini
tersusun secara sistematis, maka rumusan masalahnya antara lain sebagai
berikut:
1. Apa pengertian tes essay?
2.
Apa
saja jenis-jenis tes essay?
3. Bagaimana cara menyusun soal bentuk uraian?
4. Bagaimana cara pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes essay?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulisan ini memiliki tujuan
yang akan dipaparkan dengan formulasi sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui pengertian tes essay
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis tes essay
3.
Untuk
mengetahui cara menyusun soal bentuk uraian
4.
Untuk
mengetahui cara pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes essay.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan pembahasan mengenai teknik evaluasi pendidikan islam
II: tes essay, maka manfaat penulisan dapat ditinjau dari dua sisi, antara lain
sebagai berkiut:
1.
Manfaat
Teoritis
Hasil diskusi dalam makalah ini secara teoritis diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya, wawasan, pengetahuan, konsep
dan teori mengenai “TEKNIK EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM II: TES ESSAY” dalam
perspektif pendidikan agama islam. Dengan demikian, mampu menerapkan dan
menjelaskan makalah tersebut.
2.
Manfaat
Praktis
Hasil diskusi ini diharapkan dapat menyumbangkan pikiran terhadap
pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pengembangan sistem evaluasi serta
permasalahan yang berkaitan dengannya. Selanjutnya diharapkan dapat menjadi
acuan bagi penyusun program pemecahan masalah mengenai pengembangan sistem
evaluasi serta dapat mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Sistematika Penulisan
Guna memberikan kejelasan terhadap ruang lingkup isi ulasan makalah
ini, maka perlu dipaparkan sistematika penulisan secara menyeluruh yang terdiri
dari: BAB I Pendahuluan; meliputi: a. Latar Belakang Masalah. b. Rumusan
Masalah. c. Tujuan Penulisan. d. Manfaat Penulisan. e. Sistematika Penulisan.
BAB II Pembahasan; meliputi: a. Pengertian tes essay., b. Jenis-jenis tes essay,
c. Menyusun soal bentuk uraian, d. Pemriksaan, skorring, dan penilaian tes
essay. BAB III Penutup; Meliputi: A. Kesimpulan. B. Saran. C. Rekomendasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertaian Tes Essay
Tes secara
harfiah berasal dari bahasa Prancis kuno “testum” artinya piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat
tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut
pendidikan atau psikologi yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Zainul dan Nasoetion,
1993).
Dari pengertian
tersebut, maka setiap tes menuntut keharusan adanya respon dari subyek (orang
yang dites) yang dapat disimpulkan sebagai suatu trait yang dimiliki oleh
subyek yang sedang dicari informasinya. Dilihat dari wujud fisik, tes merupakan
sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan
yang nantinya akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu
berdasarkan jawaban tertentu terhadap pertanyaan-pertanyaanatau cara dan hasil
subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar, 1996).
Tes sebagai alat
penilaian dapat diartikan sebagai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam
bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Pada
umumnya tes digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa, terutama
hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 1989). Berdasarkan beberapa
pengertian tes maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai tes yaitu
sebagai berikut (Azwar, 1996).
1. Tes
adalah prosedur yang sistematis, maksudnya item-item dalam tes disusun menurut
cara dan aturan tertentu, prosedur administrasi tes dan pemberian angka
terhadap hasilnya harus jelas dan dispesifikasi secara terperinci, dan setiap
orang yang mengambil tes harus mendapat item-item yang sama dalam kondisi yang
sebanding.
2. Tes
berisi sampel prilaku, meksudnya seluruh item dalam tes tidak akan mencakup
seluruh materi isi yang mungkin ditanyakan sehingga harus dipilih beberapa item
yang akan ditanyakan, dan kelayakan suatu tes tergantung pada sejumlah
item-item dalam tes tersebut yang mewakili secara representatif kawasan prilaku
yang diukur.
3. Tes
mengukur prilaku, item-item dalam tes hendaknya menunjukan apa yang diketahui
atau apa yang dipelajari subjek dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
mengerjakan tugas-tugas di dalam tes tersebut.
Berdasarkan
definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat ukur yang
berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang
ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk
pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan
kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka
tes harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok
orang.
Tes uraian
(essay examination) merupakan alat penilaian hasil belajar paling tua. Tes
uraian ini secara umum adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri (Sudjana, 1989). Dalam hal ini tes
menunutut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa
tulisan. Namun demikian, sejak tahun 1960-an bentuk tes tersebut banyak ditinggalkan
orang karena munculnya bentuk tes objektif. Sampai saat ini tes objektif sangat
populer dan digunakan oleh hampir semua guru mulai tingkat SD sampai perguruan
tinggi.
Ditengah
maraknya pengguanaan tes objektif, ada semacam kecendrungan dari pendidik untuk
kembali menggunakan bentuk tes uraian sebagai alat penilaian hasil belajar. Hal
ini disebabkan karena adanya gejala menurunnya hasil belajar atau kualitas
pendidikan, lemahnya para siswa (peserta didik) dalam menggunakan sebagai
bahasa tulisan sebagai akibat dari penggunaan tes objektif, kurangnya daya
analisis dari siswa/peserta didik karena terbiasa menggunakan dengan tes
objektif yang memungkinkan siswa main tebak jawaban saat mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan. Kasus seperti ini sering kita jumpai terutama dalam
perguruan tinggi. Penggunaan tes uraian kembali khususnya di tingkat perguruan
tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kembali kualitas pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi.
Ada beberapa
kelebihan atau keunggulan dari tes uraian, diantaranya:
a) Dapat
mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi.
b) Dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan
benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
c) Dapat
melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis,
analitis, dan sistematis.
d) Mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah (problem solving).
e) Adanya
keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu
yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir siswa.
Selain mempunyai kelebihan, tes uraian juga
mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
a) Sampel
tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua
bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat
menanyakan semua hal melalui sejumlah pertanyaan.
b) Sifatnya
sangat subjektif, baik dalam halmenanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun
dalam cara memeriksanya.
c) Tes
ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas, pemeriksannya
memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas dengan jumlah siswa
yang banyak.
B. Jenis-jenis Tes essay
1. Uraian
bebas (free essay)
Dalam uraian
bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung dari pandangan siswa itu
sendiri, karena isi pertanyaan dari tes uraian bebas bersifat umum.
Contoh
pertanyaan untuk uraian bebas:
·
Coba Anda
jelaskan yang dimaksud dengan arus listrik?
·
Bagaimanakah
caranya untuk memperbesar gaya Lorent?
Dilihat dari karakteristiknya, pertanyan bentuk
uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan khusus:
a) Mengungkapkan
pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan
intensitasnya.
b) Mengupas
suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beranekaragam sehingga tidak ada
satupun jawaban yang pasti.
c) Mengembangkan
daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau
dimensinya.
Kelemahan dari tes uraian bebas ini adalah sukar
menilainya karena jawaban siswa bisa bervariasi, sulit dalam menentukan
kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai
penilainya.
2. Uraian
terbatas dan uraian berstruktur.
Dalam tes uraian
terbatas, pertanyaan lebih diarahkan ke dalam hal-hal tertentu atau ada
pembatasan tertentu. Pembatasan tersebut bisa dari segi: ruang lingkupnya,
sudut pandang menjawabnya, dan indikator-indikatornya. Contoh pertanyaan uraian
terbatas:
·
Sebutkan lima
macam alat yang menggunakan eleltromagnet?
·
Mengapa sumber
tegangan seperti baterai dan akidapat menghasilkan energi listrik?
Sedikitnya materi yang ditanyakan untuk satu waktu
ujian dapat diatasi dengan tidak menggunakan tes uraian terbuka tetapi
menggunakan tes uraian terbatas. Penggunaan tes uraian terbatas ini sekaligus
akan dapat mengurangi unsur subjektivitas dalam pemeriksaan karena dengan tes
uraian terbatas maka jawaban siswa sudah lebih terarah pada apa yang
dikehendaki oleh penulis butir soal.
Selain bentuk tes uraian bebas dan uraian terbatas,
juga terdapat bentuk tes uraian berstruktur. Soal berstruktur dipandang
sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstruktur
merupakan serangkaian soal jawban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
menjawabnya. Dalam soal-soal berstruktur terdapat unsur-unsur: pengantar soal,
seperangkat data, dan serangkaian sub-soal.
Bentuk soal berstruktur dapat digunakan untuk
mengukur semua aspek kognitif seperti ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Tingkat kesulitan dari soal dapat ditentukan sedemikian
rupa dari soal yang mudah menuju soal yang sukar. Kelemahan yang mungkin
terdapat dalan soal uaraian berstruktur tersebut adalah bidang yang diujikan
menjadi terbatas dan kurang praktis sebab satu permasalahan harus dirumuskan
dalam pemaparan yang lengkap disertai data yang memadai.
C. Menyusun Soal Bentuk Essay
Tes uraian hendaknya digunakan
untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan
tes objektif. Jangan gunakan tes uraian hanya untuk mengukur proses berpikir
rendah tetapi gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.
Tes uraian terbuka tepat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menghasilkan, mengorganisasi, dan mengekspresikan ide, mengintegrasikan
pelajaran dalam berbagai bidang, membuat desain eksperimen, mengevaluasi
manfaat suatu ide, dan sebagainya. Sedangkan tes uraian terbatas tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab
akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang relevan,
merumuskan hipotesis, membuat kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu
prosedur, dan sebagainya. Supaya diperoleh soal-soal bentuk uraian yang
dikatakan memadai sebagai alat penilaian hasil belajar hendaknya memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut (Sudjana, 1989).
1.
Dari
segi isi yang diukur
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya,
misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan,
dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkap maka soal
atau pertanyaan yang dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam
abilitas tertentu. Kemudian pilihlah materi yang sesuai dengan kurikulum atau
silabusnya, pilihlah materi yang menjadi inti persoalan dan menjadi dasar untuk
penguasaan materi lainnya sehingga tidak semua materi perlu ditanyakan. Dengan
demikian, bila siswa telah memahami konsep dari materi tersebut maka secara
tidak langsung siswa akan memahami aspek-aspek lain yang berkaitan dengan
materi tersebut.
2. Dari segi bahasa
Menggunakan bahasa yang baik dan
benar sehingga mudah dimengerti makna yang terkandung dalam tiap pertanyaan.
Bahasanya sederhana, singkat dan jelas apa yang menjadi inti pertanyaan.
3. Dari segi teknis penyajian soal
Soal-soal (pertanyaan) yang
dibuat hendaknya tidak diulang terhadap materi yang sama walaupun abilitasnya
berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komprehensif daripada
segi lingkup materi. Perlu juga diperhatikan masalah waktu yang diperlukan
dalam mengerjakan soal atau pertanyaan sehingga tidak ada kelebihan soal atau
kekurangan soal dalam waktu yang tersedia. Kemudian masalah pembobotan nilai
haruslah berbeda untuk soal yang tergolong mudah memiliki bobot nilai yang
rendah sedangkan untuk soal yang tergolong sulit yang memerlukan pemikiran
lebih maka diberikan bobot nilai yang lebih tinggi.
4. Dari segi jawaban
Setiap pertanyaan yang hendak
diajukan sebaiknya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal
pokok-pokok dari jawaban pertanyan tersebut. Dan tentukanlah skor maksimal bila
pertanyaan dijawab benar dan skor minimal bila pertanyaan dijawab salah atau
kurang lengkap.
Dalam pelaksanaannya, sifat dari
tes uraian adalah lebih mengutamakan kepada kekuatan (power tests) bukan
kecepatan (speed tests), maka dalam pelaksanaan tes uraian perlu
memperhatikan sebagai berikut.
a) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal atau
pertanyaan dalam tes tersebut.
b) Memungkinkan siswa untuk mengerjakan soal-soal yang termudah terlebih
dahulu tanpa memperhatikan urutan dari nomor soal.
c) Mengawasi pengerjaan soal-soal sehingga siswa tidak dapat bekerja sama
dalam mengerjakan soal-soal atau pertanyaan dalam tes.
d) Memungkinkan sewaktu-waktu memberi siswa untuk membuka buku dalam
mengerjakan soal-soal dalam tes (open book tests).
e) Setelah semua siswa selesai mengerjakan dan jawaban dikumpul, sebaiknya
guru menjelaskan jawaban setiap soal sehingga para siswa mengetahuinya sebagai
bahan dan untuk memperkaya pemahaman mereka mengenai bahan atau materi
pelajaran.
Selain itu juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tes
uraian adalah:
1) Tulislah tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada.
2) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau
tidak dapat diukur dengan tes objektif.
3) Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan
dalam satu waktu ujian.
4) Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar
menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti: jelaskan, bandingkan,
hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain
sebagainya. Hindarkan penggunaan
kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya
meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.
5) Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.
6) Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah
ditentukan.
7) Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa.
8) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal.
D.
Pemeriksaan,
skoring, dan penilaian tes uraian
Ada dua cara dalam memeriksa
jawaban soal uraian. Cara pertama ialah diperiksa seorang demi seorang
untuk semua soal, kemudian diberi skor. Cara kedua ialah diperiksa nomor demi
nomor untuk setiap siswa, maksudnya diperiksa terlebih dahulu nomor satu untuk
semua siswa kemudian diberi skor, kemudian soal nomor dua dan seterusnya.
Kemudian dalam penskoran dapat digunakan berbagai bentuk, misalnya skala 1-4,
skala 1-10, atau 1-100. namun skala yang lebih umum digunakan adalah skala 1-4
atau 1-10, sehingga guru tidak langsung memberi nilai nol (0) untuk jawaban
yang salah.
Setelah menulis butir soal,
diwajibkan untuk membuat pedoman penskoran sebagai berikut:
1.
Apa jawaban terbaik dari
pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban tersebut harus
ditulis.
2. Tandai butir, kata kunci atau konsep penting yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
3. Adakah butir, kata kunci atau konsep yang lebih penting dari yang lain?
4. Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau konsep yang harus muncul pada
jawaban tersebut.
5. Butir, kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih
dari yang lain.
Dalam menilai kebenaran jawaban soal-soal bentuk uraian dipertimbangkan
beberapa aspek, di antaranya kebenaran isi sesuai dengan kaidah-kaidah meteri
yang ditanyakan, sistematika atau urutan logis dari kerangka berpikirnya yang
dilihat dari penyajian gagasan jawaban, dan bahasa yang digunakan dalam
mengekspresikan buah pikirannya. Sistem penilaian yang digunakan dalam
soal-soal uraian pada dasrnya sama dengan sistem penilaian soal bentuk lainnya,
yaitu dapat menggunakan penilaian acuan norma dan atau penilaian acuan patokan
(Sudjana, 1989).
Setelah mengkaji hakikat dari soal bentuk uraian yang baik yang berkenaan
dengan keunggulan maupun kelemahan, kiranya cukup bijaksana apabila bentuk tes
ini digunakan di semua tingkat pendidikan agar kualitas pendidikan nasional
lebih meningkat lagi. Kemampuan yang diungkap melalui tes uraian tidak hanya
mencakup berpikir logis tetapi juga kemampuan berbahasa para siswa.
Dimensi-dimensi tes uraian lebih luas dan bisa mencakup semua aspek kognitif
secara seimbang di samping membiasakan para siswa belajar penuh pemahaman dan
mempersiapkan diri secara matang manakala menghadapi ulangan dan ujian-ujian
yang diberikan di sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Tes uraian ini
secara umum adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk
menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan
bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan
kata-kata dan bahasa sendiri (Sudjana, 1989).
2. Jenis-jenis
uraian terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Uraian
bebas (free essay)
Dalam uraian
bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung dari pandangan siswa itu
sendiri, karena isi pertanyaan dari tes uraian bebas bersifat umum.
b. Uraian
terbatas dan uraian berstruktur.
Dalam tes uraian
terbatas, pertanyaan lebih diarahkan ke dalam hal-hal tertentu atau ada
pembatasan tertentu. Pembatasan tersebut bisa dari segi: ruang lingkupnya,
sudut pandang menjawabnya, dan indikator-indikatornya. Sedangkan uraian
berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat
terbuka dan bebas menjawabnya. Soal yang berstruktur berisi unsur-unsur, yaitu
pengantar soal, seperangkat data, dan serangkaian sub soal.
3.
Menyusun soal bentuk essay hendaknya diperhatikan
hal-hal berikut:
a. Dari segi isi yang diukur
b.
Dari
segi bahasa
c. Dari segi teknis penyajian soal
d. Dari segi jawaban
4. Pemeriksaan tess essay dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu diperiksa seorang demi seorang untuk semua soal, kemudian diberi
skor. Adapun cara kedua dapat dilakukan dengan pemeriksaan nomor demi nomor
untuk semua siswa. Sedangkan skorring bisa digunakan dalam berbagai bentuk,
misalnya skala 1-4 atau 1-10, bahkan bisa pula skala 1-100. Adapun sistem
penilaian yang digunakan untuk soal-soal essay pada dasarnya sama dengan soal
bentuk soal lain, yakni dapat menggunakan
penilaian acuan norma atau penilaian acuan patokan.
B. Saran
Beberapa
saran yang dapat penulis sampaikan di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat memotivasi dan
menghasilkan pemikiran-pemikiran yang lebih baik, dan kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam memaham serta menjelaskan karya ilmiah ini, dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
2. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat
menjadi tambahan ilmu dan memperluas wawasan pembaca mengenai teknik evaluasi
pendidikan islam II: tes essay kajian sehari-hari.
3. Saran terakhir penulis bagi semua pembaca “kun anta” jadilah diri
sendiri.
C. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang perlu penulis sampaikan kepada pihak-pihak
terkait, berdasarkan hasil makalah yang penulis buat, adalah sebagai berikut:
1.
Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Musadaddiyah Garut, sebagai lembaga pendidikan
Islam, maka dipandang perlu dalam memberikan pengarahan dan pembelajaran khusus
mengenai pembelajaran akidah akhlak, karena pada akhirnya kami akan kembali dan
berpitrah ke masyarakat. Maka dapat menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi
dirinya sendiri juga orang banyak.
2.
Lembaga
pendidikan nonformal seperti pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam
nonformal, maka dipandang perlu melakukan pengkajian secara detail mengenai
masalah pendidikan nilai ini.
3.
Calon-calon
pendidik yang sedang mengembangkan pemahaman mengenai pendidikan nilai
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, Nana.
2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Arifin,
Zainal. (2009). Evaluasi pembelajaran:
Prinsip, prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Anzwar, Saifuddin. 1987. Tes
prestasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Nasoetion, Noehi. Suryanto Judu dan
Adi. 2000. Hakikat tes, pengukuran dan penilaian.
No comments:
Post a Comment