SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MUSADDADIYAH GARUT
Jalan Mayor Syamsu No. 02 Tarogong Kidul Garut
Nama : Abdul Mu’min Matkul
: SPI
NPM : 14210004 Kelas/Smt : PAI-A/III
1.
Sejarah munculnya
dinasti Bani Umayyah dimulai pada saat terjadinya perang siffin yang
mengakibatkan pertumpahan darah sesama kaum muslimin. Hal ini pada masa
kekhalifahan Ali, Ali melihat keadaan demikian sehingga memaksa Ali berdamai
dengan kaum yang bersengkongkol menglenser kursi kedudukan Ali dari
kekhalifahan. Kaum itu adalah Mu’awiyah, dengan liciknya Mu’awiyah ia membuat
perjanjian damai dengan syarat yang merugikan Ali dan termasuk memperpecah
belahkan Islam. Setelah terbunuhnya Ali sehingga umat Islam membutuhkan
pemimpin tapi kepemimpinan setelah Ali (khulafaur rasyidin) ini cara
pemilihannya sudah berbeda dari cara pemilihan keempat khalifah. Pemimpin ini
dengan cara di tunjuk dan ini merupakan langkah awal munculnya dinasti Bani
Umayyah.
b. Masa keemasan dinasti Bani Umayyah adalah pada masa kepemimpinan kedua dari keturunan Mu’awiyah yakni pemerintahannya Abdul Malik mulai ada kesejahteraan pada masyarakat dan umat. Hingga pada kepemimpinan Walid kemajuan disegala bidang, dan perluasan wilayah yang ini merupakan kejayaan umat Islam dalam menyebarluaskan dakwah Rasul kepada seluruh umat penjuru timur dan barat (Indus dan Andalus)
c. Penyebab runtuhnya dinasti Bani Umayyah adalah kemunduran dinasti Bani Umayyah dimulai dengan gugurnya Umar bin Abdul Aziz, meskipun beliau orang yang taat beragama tetapi banyak fakor yang membuat runtuhnya dinasti Bani Umayyah. Salah satunya kurang ada dukungan dari Rakyat sendiri karena ada yang merasa dipojokkan dan terabaikan. Membuat gejolak kepemerintahan Umar ini dan pertempuran terakhir antara pasukan Abbasyiah yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani dan pasukan Mu’awiyah terjadi di Irak. Tidak lama kemudian Damaskus jatuh ke tangan kekuasaan Bani Abbas
b. Masa keemasan dinasti Bani Umayyah adalah pada masa kepemimpinan kedua dari keturunan Mu’awiyah yakni pemerintahannya Abdul Malik mulai ada kesejahteraan pada masyarakat dan umat. Hingga pada kepemimpinan Walid kemajuan disegala bidang, dan perluasan wilayah yang ini merupakan kejayaan umat Islam dalam menyebarluaskan dakwah Rasul kepada seluruh umat penjuru timur dan barat (Indus dan Andalus)
c. Penyebab runtuhnya dinasti Bani Umayyah adalah kemunduran dinasti Bani Umayyah dimulai dengan gugurnya Umar bin Abdul Aziz, meskipun beliau orang yang taat beragama tetapi banyak fakor yang membuat runtuhnya dinasti Bani Umayyah. Salah satunya kurang ada dukungan dari Rakyat sendiri karena ada yang merasa dipojokkan dan terabaikan. Membuat gejolak kepemerintahan Umar ini dan pertempuran terakhir antara pasukan Abbasyiah yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani dan pasukan Mu’awiyah terjadi di Irak. Tidak lama kemudian Damaskus jatuh ke tangan kekuasaan Bani Abbas
2.
a.Dinasti Aghlabiyah (184-296 H/800-909 M)
Dinasti
Idrisiyah merupakan dinasti pertama pada masa pemerintahan Abbasiyah yang terpisah
dari dunia Islam. Sebagimana telah dikemukakan bahwa Khalifah Harun Ar-Rasyid
merasa terancam dengan hadirnya Dinassti Idrisiyah, kemudian ia mengirimkan
Sulaiman bin Jarir untuk menjadi mata-mata dan berpura-pura menentang Daulah
Abbasiyah.
Dengan
daerah Tunisia dan Aljazair sebagai wilayah kekuasaanya, berdirilah Dinasti
Aghlabiyah (800-909 M).[9]
Dinasti
aghlabiyah didirikan oleh Ibrahim Ibn Aghlab Ibn Salim, seorang pejabat
Khurasan dalam militer abbasiyah. Adanya dinati Aghlabiyah bermula dari
penyerahan kekuasaan Khalifah Harun al-Rasyid kepada Ibrahim Ibn Aghlab atas
provinsi Ifriqiyyah (Tunisi) dalam rangka menghadapi dinasti
Idrisiyah (berfaham Syi’ah yang memberontak pada Abbasiyah) yang semakin kuat.
Ibrahim diberikan otonomi penuh untuk mengatur wilayah tersebut meski harus
membayar pajak tahunan ke Baghdad sebesar 40.000 dinar. Ibrahim Ibn aghlab
berhasil memadamkan gejolak Kharijiyyah Berber di wilayah mereka.
Secara
periodic, dinasti Aghlabiyah ini dipimpin oleh 11 orang amir yaitu: Ibrahim 1
Ibn Aghlab (184-197 H/800-812 M), Abdullah 1 (197-201 H/812-917 M),
Ziyadatullah Ibn Ibrahim (201-223 H/817-838 M), Abu Iqbal Ibn Ibrahim (223-226
H/838-841 M), Abu al-Abbas Muhammad (226-242 H/841-856 M), Abu Ibrahim ahmad
(242-249 H/856-863 M) Ziyadatullah 11 Ibn Ahmad (249-250 H/863-864 M), Abul
Gharaniq Muhammad 11 Ibn Ahmad (250-261 H/864-875 M), Ibrahim 11 Ibn Ahmad
(261-289 H/875-902 M), Abu al-Abbas Abdullah 11 (289-290 H/902-903 M), dan Abu
Mudhar Ziyadatullaj 111 (290-296 H/903-909 M)
Dinasti
Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam konflik berkepanjangan antara
Asia dan Eropa. Yang dipimpin oleh Ziyadatullah 1 ia mengirim sebuah ekspedisi
untuk merebut pulau yang terdekat dari Tunisia yaitu Sicilia dari Byzantium
pada tahun 217 H/827 M). ekspedisi itu dipimpin oleh panglima Asad Ibn Furat,
dengan menyerahkan panglima laut yang terdiri dari 900 tentara berkuda dan
10.000 orang jalan kaki. Inilah ekspedisi laut terbesar dan juga merupakan
peperangan akhir yang dipimpin panglima Asad bin Furad kemudian ia meninggal
dalam pertempuran ini. Tujuan dari memperluas wilayah Sicilis yaitu untuk
berijtihad melawan orang-orang kafir, sebab penguasa Aghlabiyah pertama harus
meredakan oposisi internal di Ifriqiyyah yang dilakukan fuqoha Maliki di
Qayrawan. Selain itu, ekspedis yang terpenting adalah menyebarnya peradaban
islam hingga Eropa. Aspek yang menarik pada Dinasti Aghlabiyah adalah ekspedisi
lautan yang menjelajahi pulau-pulau di laut Tengah dan pantai-pantai Eropa
seperti pantai-pantai Italia selatan, Sardinia, Corsica, dan Alp. Malta direbut
tahun 255 H/868 M.
Dalam
bidang ekonomi mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi didukung oleh stabilitas
pemerintahan yang mapan. Hasil-hasil pertanian seperti kurma, gandum, dan
zaitun. Sector perindustrian pun telah berkembang seperti industri
peralatan dari besi yang digunakan untuk kapal laut dan senjata,
industry kaca, dan industry tenun. Oleh karena itum Qayrawan merupakan pusat
perdagangan selain sebagai pusat pemerintahan.
Pada
akhir abad ke-9, posisi dinasti Aghlabiyah di Ifriqiyyah menjadi merosot.
Factor penyebab mundurnya Aghlabiyah ini adalah :
1. Hilangnya
hakikat kedaulatan dimana ikatan-ikatan solidaritas sosial semakin luntur.
Kedaulatan pada hakikatnya hanya dimiliki oleh mereka yang sanggup menguasai
rakyat, memungut iuran Negara, dan mengirimkan angkatan bersenjata.
2. Amir
terakhir tergelam dalam kemewahan (berfoya-foya), dan seluruh pembesarnya
tertarik pada Syi’ah.
3. Propaganda
Syi’I Abu ‘Abdullah, perintis Fathimiyah, Ubaidilah al-Mahdi, memiliki pengaruh
yang kuat di kalangan Berber Ketama, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan
militer. Pada tahun 909, kekuatan militer Fatimiyah berhasil menggulingkan
penguasa Aglabiyah yang terakhir, Ziyadatullah 111, diusir ke Mesir.[10]
b.Dinasti
Fatimiyah (909-1171 M)
Dinasti
fatimiyah merupakan pengejawantahan terlembaga sekte Syiah Islamiyah dalam
realitas sejarah. Gerakan islamiyah terdiri dari kelompok syiah yang
berpendapat bahwa Ismail Ibn Ja’far ash-Shadiq (w.765 M), bukannya Musa, yang
berperan sebagai imam ketujuh menggantikan ayah mereka. Istilah dinasti
Fatimiyah diambil dari nama Fatimah az-zahra, putra Nabi saw. Dan isstri Ali
Ibn abi Thalib melalui garis Ismail putra Ja’far ash-Shadiq. Pelekat
dasar sekaligus pendiri dinasti ini adalah Ubaidillah al-Mahdi putra Husein Ibn
Ahmad Ibn Abd Allah Ibn Muhammad Ibn Ismail Ibn Ja’far ash-Sahdiq.
Lawan-lawannya dari sunni menyebut dinasti Ubadiyah, keturunan Ubaidillah
al-mahdi. Menolak adanya hubungan dengan Ali.
Kemajuan
yang dicapai pada bidang kebudayaan adalah didirikannya Masji al-Azhar yang
berfungsi sebagai pusat pengkajian islam dan pusat pengembangan ilmu
pengetahuan, yang dimanfaatkan oleh kelompok Syiah maupun Sunni. Untuk
memajukan ilmu pengetahuan, khalifah mengundang para ahli diantaranya ahli
matematika kenamaan Ibn Haytam al-Basri untuk mengunjungi Kairo. Selain itu,
muncul ahli sejarah seperti Ibn Zulak, al-Musabbihi, al-Kuda’I, dan penulis
kitab al-Dirayat, al-shabushi; pustakawan al-muhallabi; dan ahli geografi, Ibn al-Makmun
al-Bata’ihi.
Khalifah
dinasti fatimiyah beraliran syiah Islamiyah, naamun mayoritas rakyatnya tetap
sunni dan menikmati sebagian besar kebebasan keagamaan mereka. Selama berkuasa
dinasti ini dipimpin oleh 14 orang khalifah.
Pemerintah
dinasti fatimiyah yang berlangsung 262 tahun, antar 297 H/909 M sampai 567
H/1171 M, pada akhirnya tidak dipertahankan lagi karena factor-faktor intem,
sebagai penyebab dominan kemunduran khalifah fatimiyah. Adapun kehancuran
dinasti fatimiyah diakibatkan adanya serangan yang dilakukan Nuruddin
al-Zangki, penguasa Syiria, di bawah panglima Syirkuh yang dibantu keponakannya
(Shalahuddin al-Ayyubi) mengalahkan tentara shalib tahun 564 H/1169 M. syirkuh
menjadi wazir selama 2 bulan karena meninggal dunia dan jabatannya digantikan
Shalaluddin al-Ayyubi. Tahun 567 H/1171 M, Shalaluddin al-ayyubi menghapuskan
dinasti Fatimiyah atas desakan Baghdad dan menggantikannya denga dinasti
Ayyubiyah yang berorientasi ke Baghdad
c.Ayyubiyyah atau Dinasti Ayyubiyyah
Dinasti
Muslim dari bangsa Kurdi yang
menguasai Mesir, Suriah,Yaman (kecuali
Pegunungan Utara), Diyar Bakr, Makkah, Hijaz dan Irak utara
pada abad ke-12 dan 13. Ayyubiyyah juga dikenali sebagai Ayyubid
Ayoubites, Ayyoubites, Ayoubides atau Ayyoubides.
Dinasti
Ayubiyyah didirikan oleh Salahuddin
Al-Ayubbi yang
bersama Shirkuh menaklukan
Mesir untuk RajaZengiyyah Nuruddin dari Damaskus pada 1169. Nama ini berasal dari ayah Salahuddin, Najm ad-Din Ayyub. Pada tahun 1171, Salahuddin menggulingkan Khalifah Fatimiyyah terakhir. Ketika Nur
ad-Din meninggal pada 1174, Salahuddin menyatakan perang terhadap
anak lelaki muda Nuruddin, As-Salih Ismail,
dan menguasai Damaskus. Ismail melarikan diri ke Aleppo, di
mana ia terus berjuang melawan Salahuddin hingga terbunuh pada 1181. Setelah itu, Salahuddin mengambil alih
kawasan pedalaman hingga seluruh Suriah, dan menakluki Jazirah di Irak Utara.
Pencapaian terbesarnya adalah mengalahkan tentara salib dalam Pertempuran Hattin dan penaklukanBaitulmuqaddis pada 1187. Salahuddin meninggal pada 1193 setelah
menandatangani perjanjian dengan Richard
I dari Inggris yang
memberi kawasan pesisir dari Ashkelon hingga Antiokhia kepada tentara salib.
Setelah
kematian Salahuddin, anak lelakinya berebut pembagian kekaisaran, hingga pada
1200 adik Salahuddin,Al-Adil,
berhasilmengambil alih atas seluruh kekaisaran. Proses yang sama terjadi pada
kematian Al-Adil pada1218,
dan pada anak lelakinya Al-Kamil yang
meninggal pada 1238, tetapi Ayubiyyah tetap kuat. Pada 1250Turanshah, Sultan Mesir Ayubiyyah
terakhir, telah dibunuh dan digantikkan oleh jenderal-budak Mamluknya Aibek, yang mendirikan Dinasti Bahri.
Ayyubiyyah
terus menguasai Damaskus dan Aleppo hingga tahun 1260 ketika mereka dikuasai
oleh Mongol dan setelah kekalahan
mongol di Ain
Jalut, seluruh Suriah jatuh ke Mamluk
3.
a. Perang salib
Perang salib adalah perang kaum Kristen yang
menggunakan lambang salib
b.
Latar belakang terjadinya perang salib
karena orang keristen ketika berjiarah di
kota suci yerusalem di ganggu bahkan ada yg di bunuh oleh kaum bani saljuk
(turki)
c.
Hakikat dari perang salib
Bukan semata-mata perang agama saja tetapi yg
pd intinya adalah perebutan wilayah
d.
Faktor-Faktor penyebab perang salib
penyebaba terjadinya : agama,politik,ekonomi
dan ekonomi menjadi pemicu karena perebutan pelabuhan internasional
e.
Urutan perang salib
1.1025-1104
pada perang pertama islam mengalami kekalahan
2.1146-1148
pada perang kedua islam mengalami kemenangan
3.1188-1192
pada perang ketiga berakhir damai
4.1192-1204
pada perang keempat islam mengalami kekalahan
5.1217-1229
pada perang kelima islam mengalami kekalahan
6.1228-1229
pada perang keenam islam mengalami kemenangan
7.1249-1252
pada perang ketujuh islam mengalami kemenangan
8.1252-1270
pada perang kedelapan islam mengalami kemenangan
f. Hikmah perang salib
tidak di anjurkan nya kekerasan di
dlm agama yg berseteru
dampak
fositif :adanya yg memeluk islam
dampak
negative :mongol cina selatan tidak memiliki agama yg pasti
No comments:
Post a Comment