Monday, February 20, 2017

KONSEP DASAR, TUJUAN, JENIS LAYANAN, SERTA MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN DI SLTP DAN SLTA

KONSEP DASAR, TUJUAN, JENIS LAYANAN, SERTA MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN  DI SLTP DAN SLTA
MAKALAH
Di ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Struktur Dalam Mata Kuliah Bimbingan Dan Konseling  
Dosen : Yayah Haryawati, S.Ag., M.Pd
Di susun oleh : Kelompok 3
1.      Abdul Mu’min                     : (14210004)
2.      Asep Nurjani                      : (14210025)
3.      Hilma Nurmayanri               : (14210039)
4.      Sinta Lia                             : (14210074)
5.      Siti Hidayanti                       : (14210076)
6.      Yeyen Nurfalah                   : (14210086)
PROGRAM STUDI PENDDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUSADDADIYAH GARUT
2016


KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, mari kita panjatkan puja dan puji syukur atas khadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas kelompok ini dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang mengenai KONSEP DASAR, TUJUAN, JENIS LAYANAN, SERTA MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN  DI SLTP DAN SLTA”.
Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah memberikan tugas dalam bentuk makalah yang dimana kami bisa belajar serta meanambah wawasan kita dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca yang membangun agar kami dapat memperbaiki kedepannya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun pengetahuan bagi para pembaca. Amin

Garut, 23 Desember 2016

    Penyusun


DAFTAR ISI

Contents




BAB I

PENDAHULUAN


Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Visi perkembangan dan konseling adalah edukatif, pengembangan, dan outrech. Edukatif, karena titik berat kepedulian bimbingan dan konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada korektif atau terapeutik, walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan dan konseling perkembangan (Ahmad junitika dan Akur sudianto2005:9).
Pengembangan karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling adalah perkembangan optimal dan strategi utamanya adalah memberikan kemudahan perkembangan bagi individu melalui rekayasa lingkungan perkembangan. Outreach, karena target populasi layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada individu bermasalah dan dilakukan secara individual tetapi meliputi ragam dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode, lama waktu layanan) yang cukup lebar. Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling (Ahmad junitika dan Akur sudianto2005:9).
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai yaitu kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat. Hidup bersama dengan individu-individu lain, harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya (Ahmad junitika dan Akur sudianto2005:10).
Kompetensi yang harus dicapai peserta didik sebaiknya didasarkan kepada hasil “needs assessment” yang telah dilakukan. Terkait dengan hal ini, maka hasil atau temuan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo Kartadinata dkk.(2002) melalui Inventori Tugas Perkembangan, dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah mereka mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling khususnya untuk jenjang pendidikan SLTP, dan SLTA.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun merumusakan suatu rumusan masalah yang diantaranya:
1.      Bagaimana konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP dan SLTA?
2.      Apa tujuan bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP dan SLTA?
3.      Apa jenis layanan perkembangan di SLTP dan SLTA?
4.      Bagaimana manajemen perkembangan di sLTP dan SLTA?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan penulisan makalah ini di antaranya:
1.      Untuk mengetahui konsep bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP dan SLTA.
2.      Untuk mengetahu tujuan kbimbingan dan konseling perkembangan di SLTP dan SLTA.
3.      Untuk mengetahui jenis layanan bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP dan SLTA
4.      Untuk mengetahui manajemen imbingan dan konseling perkembangan di SLTP dan SLTA
1.      Manfaat teoritis
Hasil dari makalah ini maka secara teoritis diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan memperkaya dalam mata kuliah media dan teknologi pembelajran yang mengenai media grafis.

2.      Manfaat praktis
Hasil dari makalah ini secara praktis diharapkan dapat menambah wawasan kita dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan media pembelajaran yaitu berkenaan dengan media grafis.
Bab I Pendahuluan
Rumusan masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Sistematika Penulisan
Bab II Kajian Teoretis
Konsep dasar bimbingan dan konseling pada perkembangan SLTP dan SLTA, Tujuan bimbingan dan konseling pada perkembangan SLT dan SLTA, Jenis layanan bimbingan dan konseling pada perkembangan SLT dan SLTA, Manajemen Bimbingan dan Konseling pada perkembangan SLTP dan SLTA.
Bab III Analisis
Analisis teoretis, Analisis praktis
Bab IV Simpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan, Saran










BAB II

TINJAUAN TEORETIS


SMP adalah masa remaja menuju masa pra remaja. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu. Pada Renncana mengembangkan kemampuan, bakat dan minat” Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude) adalah Kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar terwujud. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang relatif, bersifat umum ( misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).Bakat khusus ini di sebut juga talent. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu hal tertentu dan tertarik melakukannnya. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di masa yang akan datang. Untuk melaksanakan suatu tindakan di butuhkan minat agar tercapai dengan baik dan sesuai rencana. Tidak semua orang berbakat akan berprestasi tinggi tanpa adanya kemampuan dan minat.

Sedangkan pada tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)SLTA adalah masa pra remaja menuju masa dewasa. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 16  tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu.
Adapun tugas-tugas perkembangan peserta didik tingkat remaja (siswa SMP/MTs. dan SMA/MA/SMK) adalah:
a.       Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap TYE
b.      Memperoleh perangkat nilai sebagi pedoman berperilaku
c.       Mencapai kemandirian emosional
d.      Mengembangkan keterampilan intelektual
e.       Berperilaku sosial yang bertanggung jawab
f.        Mencapai peran sosial sebgai pria/wanita
g.       Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
h.       Mencapai kemandirian perilaku ekonomiis
i.         Memiliki wawasan persiapan karier
j.        Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita (Soeharto, 1998:32-34/ catatan kuliah pada hari selasa 6 Desember 2016).
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:

1.      Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan.
2.      Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat.
3.      Hidup bersama dengan individu-individu lain.
4.      Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri; (4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu : pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Kompetensi yang harus dicapai peserta didik sebaiknya didasarkan kepada hasil “needs assessment” yang telah dilakukan. Terkait dengan hal ini, maka hasil atau temuan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo Kartadinata dkk.(2002) melalui Inventori Tugas Perkembangan, dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah mereka mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling khususnya untuk jenjang pendidikan SMP, dan SMA/SMK.
Rumusan kompetensi yang harus dicapai peserta didik tingkat SMP dan SMA/SMK setelah mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling.
a.       Landasan hidup religius (mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada tuhan yme)
1)      Memahaman mengenal arti dan tujuan ibadah memahami hal ihwal ibadah.
2)      Penerimaanberminat mempelari jari dan tujuan ibadah. Mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan beragama.
3)      Tindakan melakukan berbagai kegiatan ibadah de- ngan kemauan sendiri. Melaksanakan ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi.
b.      Landasan perilaku etis (mencapai kematangan berperilaku etis)
1)      Pemahaman mengenal jenis-jenis norma dan memahami alasan pentingnya nor -ma dalam kehidupan. Memahami keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat.
2)      Penerimaan bersikap positif terhadap norma. Menghargai keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan.
3)      Tindakan berperilaku sesuai dengan norma yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis.
c.       Mencapai kematangan emosi
1)      Pemahaman mengenal emosi sendiri dan cara mengekspr- sikannya secara wajar (tidak kekanak-kanakan atau impulsif). Memahami cara-cara mengelola emosi (ter- masuk mengelola stres) dan cara-cara mengeks- presikan emosi yang ti- dak menimbulkan kon- flik dengan orang lain.
2)      Penerimaan berminat untuk lebih memahami keragaman emosi sendiri dan orang lain. Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain.
3)       tindakan dapat mengekspresikan emosi atas dasar per-timbangan kontekstual (norma/budaya). Dapat mengekspresi -kan perasaan dalam cara-cara yang bebas, terbuka, dan tidak menimbulkan konflik.
d.      Mencapai kematangan intelektual
1)      Pemahaman mengenal cara belajar yang efektif dan cara-cara pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Memahami cara-cara belajar yang efektif dan cara-cara pengam-bilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif.
2)      Penerimaan bersikap dan berkebiasaan belajar positif, serta berminat untuk berlatih meme-cahkan masalah. Berkeinginan untuk ber prestasi dalam belajar dan menyadari akan keragaman alternatif dalam membuat keputusan dan konsekuensi yang dihadapinya.

e.       Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial
1)      Pemahaman mengenal cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. Memahami cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.
2)      Penerimaan menghargai hak-hak orang lain dan merasa senang melaksanakan kewajiban yang diembannya. Bersikap baik dalam berinteraksi sosial dengan orang lain yang bersifat heterogin (multi etnis, budaya, dan agama), seperti sikap altruis, empati, kooperatif, kolaboratif, dan toleran.
3)      Tindakan berinteraksi dengan orang lain atas dasar pertimbangan hak dan kewajiban yg diemban masing-masing. Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan (equity) harkat dan martabat, dan nilai-nilai keharmonisan hidup (mutual simbiosis).
f.        Mencapai kematangan pengembangan pribadi
1)      Pemahaman mengenal karakteristik diri sendiri (seperti fisik, kecerdasan, minat, dan motivasi belajarnya). Memahami kelebihan dan kelemahan dirinya, baik fisik, kecerdasan, maupun kepribadiannya.
2)      Penerimaan menerima keadaan diri sendiri secara positif dan realistik. Bersikap baik dalam menerima diri sendiri dan pengembangannya.
3)      Tindakan mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif dalam rangka mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Melakukan berbagai kegiatan yang positif dan kreatif dalam upaya mengembangkan potensi dirinya.
g.       Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
1)      Pemahaman mengenal norma-norma (etika) pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya. Memahami lebih mendalam tentang etika pergaulan dalam berinteraksi dengan teman sebaya (terutama dengan lawan jenis).
2)      Penerimaan menyadari tentang pentingnya penerapan norma-norma dalam bergaul dengan teman sebaya. Menerima tentang pentingnya penerapan norma-norma dalam bergaul dengan teman sebaya.
3)      Tindakan bergaul dengan teman sebaya secara positif dan konstruktif. Bergaul dengan teman sebaya secara baik atas dasar norma atau etika, baik yang bersumber dari agama maupun adat istiadat.
h.       Perilaku kewirausahaan (memiliki kemandirian perilaku ekonomis)
1)      Pemahaman mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Memahami strategi dan peluang untuk berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam keragaman kehidupan.
2)      Penerimaan menyadari manfaat berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Menerima nilai-nilai hidup hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri.
3)      Tindakan membiasakan diri hidup hemat ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari. Menampilkan hidup hemat ulet, sungguh-sungguh, dan kompeti- tif atas dasar kesadaran sendiri.
i.         Mencapai kematangan dalam pilihan karir
1)      Pemahaman mengenal jenis-jenis dan karakteristik studi lanjutan (slta) dan pekerjaan. Memahami kemampu- an diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendi dikan dan aktivitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir.
2)      Penerimaan mempersiapkan diri dengan menambah pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan studi lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya. Mempersiapkan diri dengan serius untuk mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan dalam upaya persiapan diri memasuki dunia kerja.
3)      Tindakan mengidentifikasi ragam alternatif studi lanjutan atau pekerjaan yang mengandung relevansi dengan kemampuan dan minatnya. Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir.
j.        Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
1)      Pemahaman mengenal berbagai norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga. Memahami norma-norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga.
2)      Penerimaan menghargai norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis. Menerima norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis.
3)      Tindakan mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif tentang norma pernikahan dan berkeluarga. Mengidentifikasi calon pasangan suami/istri berdasarkan norma yang ada dalam pernikahan dan berkeluarga.
Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keberadaan layanan bibingan dan konseling di sekolah. Dengan kata lain apakah di sekolah terdapat layanan bimbingan dan konseling?. Jika belum, pimpinan sekolah perlu di dorong untuk mefasilitasi keberadaan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa sebagai bagian dari layanan pendidikan di sekolah. Jika sudah ada, perlu didiskusikan bagaimana orientasi layanan bimbingan dan konseling dan implementasi layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling bukan layanan untuk siswa yang bermasalah dalam disiplin sehingga konselor menjadi polisi sekolah juga bukan layanan yang membantu menyelesaikan semua masalah tetapi masalah yang berkenaan dengan kondisi psikologis peserta didik. Orientasi layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tuntutan paradigma pendidikan saat ini adalah layanan bimbingan dan konseling perkembangan yang membantu perkembangan peserta didik secara optimal.
Layanan dasar bimbingan adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan meningkatkan keterampilan – keterampilan hidupnya. Layanan dasar bimbingan ini disajikan secara sistematis bagi seluruh siswa, yang isinya sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan di atas.
Layanan dasar bimbingan ini juga berisi layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi dan bimbingan karier, layanan ini untuk seluruh peserta didik, disajikan atau di luncurkan dengan menggunakan Strategi klasikal dan dinamika kelompok pada tingkat SLTP dan SLTA tugas-tugas perkembangan yaiu menacu keapada:
Menurut Achmad Juntika Nurihsan pada bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling 2010:45). Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa pada saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif, atau mungkin kuratif. Isi layanan Responsif adalah sebagai berikut :
a.       Bidang pendidikan, topik-topiknya adalah pemilihan program studi di sekolah menengah yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuann; dan pemilihan program studi lanjutan di perguruan tinggi.
b.      Bidang belajar, yaitu cara belajar efektif dan cara mengatasi kesulitan belajar.
c.       Bidang sosial, yaitu cara memilih teman yang baik, cara memelihara persahabatan yang baik, cara mengatasi konflik dengan teman.
d.      Bidang pribadi, yaitu pembetukan identitas karier, pengenalan karakteristik dan lingkungan pekerjaan, dan pembentukan pola karier.
e.       Bidang disiplin, yaitu pengenalan tata tertib sekolah dan pengembangan sikap serta perilaku disiplin.
f.        Bidang narkotika, yaitu pengenalan bahaya penggunaan narkotika dan pencegahan terhadap bahaya narkotika.
g.       Bidang perilaku seksual, yaitu penngenalan bahaya perilaku seks bebas, cara berpacaran yang baik, serta pencegahan perilaku seks bebas.
h.       Bidang kehidupan lainnya.
Layanan perencanaan individual Menurut Achmad Juntika Nurihsan pada bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling 2010:46-47). Adalah upaya bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini adalah membantu siswa belajar memantau dan memahami perkembangannya sendiri. Kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencan hidupny atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu. Isi layanan perencanaan individual ini adalah sebagai berikut:
a.       Bidang pendidikan yaitu perecanaan belajar dan perencanaan studi lanjutan.
b.      Bidang karier, yaitu perecanaan pekerjaan, perencanaan jabatan, perncanaan pekerjaan ke perusahaan – perusahaan, dan perencanaan waktu luang untuk kegiatan yang produktif.
c.       Bidang sosial pribadi yaitu perencanaan pengembangan konsep diri yang positif, serta perecanaan pengembangan keterampilan – keterampilan sosial yang tepat.
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan menetapkan, memeilihara, dan meningkatkan program bimbinga secara menyeluruh melalui pengembangan profesional: hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, dan masyarakat yang lebih luas; manajemen program; serta penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990 yang di kutip oleh Achmad JuntikaNurihsan 2010:9)
Manajemen merupakan suatu tindakan usaha mencapai tujuan melalui menggerakkan orang-orang lain. Dengan demikian manajeman berkaitan dengan menggerakkan tenaga manusia dan fasilitas yang ada kearah pencapaian tujuan. Manajemen memiliki empat fungsi utama yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling yang kesemuanya itu saling terkait dan mendukung dalam pencapaian tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen bimbingan dan konseling adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh konselor /guru BK dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung dalam kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan pelaksanaan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.
Pada satuan pendidikan diSMA manajemen bimbingan dan konseling pada setiap aspeknya berorientasi kebutuhan dan tugas perkembangan siswa.  Manajemen bimbingan dan konseling di SLTP dan SLTA  meliputi:
1.      Konselor/guru BK sebagai penyelenggara layanan
2.      Program Layanan BK, yang terdiri dari program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian.
                       a.      Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
                       b.      Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
                       c.      Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
                       d.      Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
                       e.      Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
3.      Waktu layanan, kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No. 25/O/1995.
4.      Sarana dan prasarana
5.      Unsur-unsur BK
                       a.      Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data.
                       b.      Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang (minimal); Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dariguru pembimbing sebanyak 75 orang.
                       c.      Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir)
                       d.      Jenis-jenis layanan : layanan orientasi, informasi, penempatan danpenyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
                       e.      Kegiatan pendukung : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus
                         f.      Frekuensi layanan : setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal.
                       g.      Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sekitar 2 jam pembelajaran dalam seminggu.
                       h.      Waktu kegiatan
                         i.      Kegiatan khusus: pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah bagi siswa baru.














BAB III

ANALISIS

Dari pembahasan di atas yang mengenai “konsep dasar, tujuan, jenis layanan, serta manajemen bimbingan dan konseling perkembangan di SLT dan SLTA”. dapat di pahami bahwa SMP adalah masa remaja menuju masa pra remaja. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu. Pada Renncana mengembangkan kemampuan, bakat dan minat” Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude) adalah Kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar terwujud. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang relatif, bersifat umum ( misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).Bakat khusus ini di sebut juga talent. Minat (interest) alah kecenderungan seseorang terhadap suatu hal tertentu dan tertarik melakukannnya.
Sedangkan pada tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)SLTA adalah masa pra remaja menuju masa dewasa. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
1.      Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan.
2.      Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat.
3.      Hidup bersama dengan individu-individu lain.
4.      Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri; (4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Adapun tugas-tugas perkembangan peserta didik tingkat remaja (siswa SMP/MTs. dan SMA/MA/SMK) adalah:
a.       Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap TYE
b.      Memperoleh perangkat nilai sebagi pedoman berperilaku
c.       Mencapai kemandirian emosional
d.      Mengembangkan keterampilan intelektual
e.       Berperilaku sosial yang bertanggung jawab
f.        Mencapai peran sosial sebgai pria/wanita
g.       Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
h.       Mencapai kemandirian perilaku ekonomiis
i.         Memiliki wawasan persiapan karier
j.        Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita (Soeharto, 1998:32-34/ catatan kuliah pada hari selasa 6 Desember 2016).














BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


1.      Konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta, Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude) adalah Kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar terwujud. Sedangkan pada tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)SLTA adalah masa pra remaja menuju masa dewasa. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu.
2.      Tujuan bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta yaitu bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi.
3.      Jenis layanan bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta  yitu yang diantaranya adanya layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan dukungan sistem.
4.      Manajemen bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta manajemen merupakan suatu tindakan usaha mencapai tujuan melalui menggerakkan orang-orang lain. Dengan demikian manajeman berkaitan dengan menggerakkan tenaga manusia dan fasilitas yang ada kearah pencapaian tujuan. Manajemen memiliki empat fungsi utama yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling yang kesemuanya itu saling terkait dan mendukung dalam pencapaian tujuan.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. . Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik untuk:
1.      Kampus STAI AL-MUSADDADIAH
2.      Teman-teman
3.      Pondok pesantren
4.      Pemerintah daerah
5.      Serta masyarakat luas lainnya










DAFTA PUSTAKA


Dr. AchmadJuntika Nurihsan “Manajemen Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar Kurikulum 2004” PT GRASINDO ANGGOTA IKAPI, 2005.
Dr. AchmadJuntika Nurihsan “Bimbingan Dan Konseling Dala Berbagai Latar Belakang Kehidupan” PT REFIKA ADITAMA, 2010.
Prof. Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Prof. Dr. A. Juntika Nurihsan “Landsan Bimbingan Dan Konseling” PT REMAJA ROSDAKARYA, 2014.
Achsan Husairi “Manajemen Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.BOGOR. ARYA DUTA, 2008.






No comments:

Post a Comment

LOGO SMP-IT ALKHOIRIYYAH GARUT