KONSEP DASAR, TUJUAN, JENIS LAYANAN, SERTA MANAJEMEN BIMBINGAN DAN
KONSELING PERKEMBANGAN DI SLTP DAN SLTA
MAKALAH
Di
ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Struktur Dalam Mata Kuliah Bimbingan Dan
Konseling
Dosen : Yayah Haryawati, S.Ag., M.Pd
Di susun oleh : Kelompok 3
1.
Abdul Mu’min :
(14210004)
2.
Asep Nurjani :
(14210025)
3.
Hilma Nurmayanri :
(14210039)
4.
Sinta Lia :
(14210074)
5.
Siti Hidayanti :
(14210076)
6.
Yeyen Nurfalah :
(14210086)
PROGRAM
STUDI PENDDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM AL-MUSADDADIYAH GARUT
2016
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, mari kita panjatkan puja
dan puji syukur atas khadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas kelompok ini dalam mata kuliah
Bimbingan dan Konseling yang mengenai “KONSEP DASAR, TUJUAN, JENIS LAYANAN, SERTA MANAJEMEN BIMBINGAN DAN
KONSELING PERKEMBANGAN DI SLTP DAN SLTA”.
Pertama-tama
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
memberikan tugas dalam bentuk makalah yang dimana kami bisa belajar serta
meanambah wawasan kita dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca yang membangun agar kami dapat memperbaiki
kedepannya. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun pengetahuan bagi para pembaca. Amin
Garut,
23 Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
BAB I
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah
bimbingan dan konseling perkembangan. Visi perkembangan dan konseling adalah
edukatif, pengembangan, dan outrech. Edukatif, karena titik berat kepedulian
bimbingan dan konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada
korektif atau terapeutik, walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan
dan konseling perkembangan (Ahmad junitika dan Akur sudianto2005:9).
Pengembangan karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling
adalah perkembangan optimal dan strategi utamanya adalah memberikan kemudahan
perkembangan bagi individu melalui rekayasa lingkungan perkembangan. Outreach,
karena target populasi layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada
individu bermasalah dan dilakukan secara individual tetapi meliputi ragam
dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode, lama waktu layanan) yang
cukup lebar. Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling perkembangan
adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan
konseling (Ahmad junitika dan Akur sudianto2005:9).
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam
mencapai yaitu kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk tuhan, kehidupan yang
produktif dan efektif dalam masyarakat. Hidup bersama dengan individu-individu
lain, harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya (Ahmad
junitika dan Akur sudianto2005:10).
Kompetensi yang harus dicapai peserta didik sebaiknya didasarkan
kepada hasil “needs assessment” yang telah dilakukan. Terkait dengan hal ini,
maka hasil atau temuan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo Kartadinata
dkk.(2002) melalui Inventori Tugas Perkembangan, dapat dijadikan sebagai salah
satu rujukan untuk merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
setelah mereka mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling khususnya untuk
jenjang pendidikan SLTP, dan SLTA.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penyusun merumusakan suatu
rumusan masalah yang diantaranya:
1.
Bagaimana konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP
dan SLTA?
2.
Apa tujuan bimbingan dan konseling perkembangan di SLTP dan SLTA?
3.
Apa jenis layanan perkembangan di SLTP dan SLTA?
4.
Bagaimana manajemen perkembangan di sLTP dan SLTA?
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan diatas maka tujuan penulisan makalah ini di antaranya:
1.
Untuk mengetahui konsep bimbingan dan konseling perkembangan di
SLTP dan SLTA.
2.
Untuk mengetahu tujuan kbimbingan dan konseling perkembangan di
SLTP dan SLTA.
3.
Untuk mengetahui jenis layanan bimbingan dan konseling perkembangan
di SLTP dan SLTA
4.
Untuk mengetahui manajemen imbingan dan konseling perkembangan di
SLTP dan SLTA
1.
Manfaat teoritis
Hasil dari
makalah ini maka secara teoritis diharapkan dapat memberikan wawasan
pengetahuan dan memperkaya dalam mata kuliah media dan teknologi pembelajran
yang mengenai media grafis.
2.
Manfaat praktis
Hasil dari
makalah ini secara praktis diharapkan dapat menambah wawasan kita dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan media pembelajaran yaitu berkenaan
dengan media grafis.
Bab I Pendahuluan
|
Rumusan masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Sistematika
Penulisan
|
Bab II Kajian Teoretis
|
Konsep dasar bimbingan dan konseling pada perkembangan SLTP dan
SLTA, Tujuan bimbingan dan konseling pada perkembangan SLT dan SLTA, Jenis
layanan bimbingan dan konseling pada perkembangan SLT dan SLTA, Manajemen
Bimbingan dan Konseling pada perkembangan SLTP dan SLTA.
|
Bab III Analisis
|
Analisis teoretis, Analisis praktis
|
Bab IV Simpulan dan Rekomendasi
|
Kesimpulan, Saran
|
BAB II
TINJAUAN
TEORETIS
SMP adalah masa
remaja menuju masa pra remaja. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa
Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak
pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan
hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk
menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu. Pada Renncana mengembangkan
kemampuan, bakat dan minat” Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan
suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Pada tahap ini
peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan
mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude) adalah Kemampuan
bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar
terwujud. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan yang relatif, bersifat umum ( misalnya bakat intelektual umum) atau
khusus (bakat akademis khusus).Bakat khusus ini di sebut juga talent. Minat
(interest) adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu hal tertentu dan
tertarik melakukannnya. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat
dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar
suatu tindakan dapat di lakukan di masa yang akan datang. Untuk melaksanakan
suatu tindakan di butuhkan minat agar tercapai dengan baik dan sesuai rencana.
Tidak semua orang berbakat akan berprestasi tinggi tanpa adanya kemampuan dan
minat.
Sedangkan pada
tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)SLTA adalah masa pra remaja menuju
masa dewasa. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional
Formal kisaran umur 16 tahun keatas pada
masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara
simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir
dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu.
Adapun
tugas-tugas perkembangan peserta didik tingkat remaja (siswa SMP/MTs. dan
SMA/MA/SMK) adalah:
a. Memiliki sikap dan
perilaku beriman dan bertaqwa terhadap TYE
b. Memperoleh perangkat
nilai sebagi pedoman berperilaku
c. Mencapai kemandirian
emosional
d. Mengembangkan
keterampilan intelektual
e. Berperilaku sosial yang
bertanggung jawab
f.
Mencapai peran sosial sebgai pria/wanita
g. Menerima keadaan diri
dan menggunakannya secara efektif
h. Mencapai kemandirian
perilaku ekonomiis
i.
Memiliki wawasan persiapan karier
j.
Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita (Soeharto, 1998:32-34/ catatan kuliah pada hari selasa 6 Desember
2016).
Bimbingan
dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih
lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
1. Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk
Tuhan.
2. Kehidupan yang produktif dan efektif dalam
masyarakat.
3. Hidup bersama dengan individu-individu lain.
4. Harmoni antara cita-cita mereka dengan
kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian peserta didik dapat menikmati
kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan
masyarakat umumnya
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan
untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana
hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan memahami kebutuhannya
secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri;
(4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam
kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam
lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan
teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Secara
khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik,
dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi
kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam
memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan,
sosial-ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi
dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan,
minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh
bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.
Bimbingan
dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi
mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai
yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik
mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu : pemahaman dan
kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan
atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Kompetensi
yang harus dicapai peserta didik sebaiknya didasarkan kepada hasil “needs
assessment” yang telah dilakukan. Terkait dengan hal ini, maka hasil atau
temuan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo Kartadinata dkk.(2002) melalui
Inventori Tugas Perkembangan, dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk
merumuskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah mereka
mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling khususnya untuk jenjang pendidikan
SMP, dan SMA/SMK.
Rumusan
kompetensi yang harus dicapai peserta didik tingkat SMP dan SMA/SMK setelah
mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling.
a.
Landasan
hidup religius (mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada tuhan
yme)
1)
Memahaman
mengenal arti dan tujuan ibadah memahami hal ihwal ibadah.
2)
Penerimaanberminat
mempelari jari dan tujuan ibadah. Mengembangkan sikap positif terhadap
kehidupan beragama.
3)
Tindakan
melakukan berbagai kegiatan ibadah de- ngan kemauan sendiri. Melaksanakan
ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi.
b.
Landasan
perilaku etis (mencapai kematangan berperilaku etis)
1)
Pemahaman
mengenal jenis-jenis norma dan memahami alasan pentingnya nor -ma dalam
kehidupan. Memahami keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat.
2)
Penerimaan
bersikap positif terhadap norma. Menghargai keragaman sumber norma sebagai
rujukan pengambilan keputusan.
3)
Tindakan
berperilaku sesuai dengan norma yang dijunjung tinggi dalam masyarakat.
Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis.
c.
Mencapai
kematangan emosi
1)
Pemahaman
mengenal emosi sendiri dan cara mengekspr- sikannya secara wajar (tidak
kekanak-kanakan atau impulsif). Memahami cara-cara mengelola emosi (ter- masuk
mengelola stres) dan cara-cara mengeks- presikan emosi yang ti- dak menimbulkan
kon- flik dengan orang lain.
2)
Penerimaan
berminat untuk lebih memahami keragaman emosi sendiri dan orang lain. Bersikap
toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain.
3)
tindakan dapat mengekspresikan emosi atas
dasar per-timbangan kontekstual (norma/budaya). Dapat mengekspresi -kan
perasaan dalam cara-cara yang bebas, terbuka, dan tidak menimbulkan konflik.
d.
Mencapai
kematangan intelektual
1)
Pemahaman
mengenal cara belajar yang efektif dan cara-cara pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Memahami cara-cara belajar yang efektif dan cara-cara
pengam-bilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif.
2)
Penerimaan
bersikap dan berkebiasaan belajar positif, serta berminat untuk berlatih
meme-cahkan masalah. Berkeinginan untuk ber prestasi dalam belajar dan
menyadari akan keragaman alternatif dalam membuat keputusan dan konsekuensi
yang dihadapinya.
e.
Memiliki
kesadaran tanggung jawab sosial
1)
Pemahaman
mengenal cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam kehidupan
sehari-hari. Memahami cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam
kehidupan sehari-hari.
2)
Penerimaan
menghargai hak-hak orang lain dan merasa senang melaksanakan kewajiban yang
diembannya. Bersikap baik dalam berinteraksi sosial dengan orang lain yang
bersifat heterogin (multi etnis, budaya, dan agama), seperti sikap altruis,
empati, kooperatif, kolaboratif, dan toleran.
3)
Tindakan
berinteraksi dengan orang lain atas dasar pertimbangan hak dan kewajiban yg
diemban masing-masing. Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan
(equity) harkat dan martabat, dan nilai-nilai keharmonisan hidup (mutual
simbiosis).
f.
Mencapai
kematangan pengembangan pribadi
1)
Pemahaman
mengenal karakteristik diri sendiri (seperti fisik, kecerdasan, minat, dan
motivasi belajarnya). Memahami kelebihan dan kelemahan dirinya, baik fisik,
kecerdasan, maupun kepribadiannya.
2)
Penerimaan
menerima keadaan diri sendiri secara positif dan realistik. Bersikap baik dalam
menerima diri sendiri dan pengembangannya.
3)
Tindakan
mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif dalam rangka mengembangkan kemampuan
dan kepribadiannya. Melakukan berbagai kegiatan yang positif dan kreatif dalam
upaya mengembangkan potensi dirinya.
g.
Mencapai
kematangan hubungan dengan teman sebaya
1)
Pemahaman
mengenal norma-norma (etika) pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar
belakangnya. Memahami lebih mendalam tentang etika pergaulan dalam berinteraksi
dengan teman sebaya (terutama dengan lawan jenis).
2)
Penerimaan
menyadari tentang pentingnya penerapan norma-norma dalam bergaul dengan teman
sebaya. Menerima tentang pentingnya penerapan norma-norma dalam bergaul dengan
teman sebaya.
3)
Tindakan
bergaul dengan teman sebaya secara positif dan konstruktif. Bergaul dengan
teman sebaya secara baik atas dasar norma atau etika, baik yang bersumber dari
agama maupun adat istiadat.
h.
Perilaku
kewirausahaan (memiliki kemandirian perilaku ekonomis)
1)
Pemahaman
mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif
dalam kehidupan sehari-hari. Memahami strategi dan peluang untuk berperilaku
hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam keragaman kehidupan.
2)
Penerimaan
menyadari manfaat berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif
dalam kehidupan sehari-hari. Menerima nilai-nilai hidup hemat, ulet,
sungguh-sungguh, dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri.
3)
Tindakan
membiasakan diri hidup hemat ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam
kehidupan sehari-hari. Menampilkan hidup hemat ulet, sungguh-sungguh, dan
kompeti- tif atas dasar kesadaran sendiri.
i.
Mencapai
kematangan dalam pilihan karir
1)
Pemahaman
mengenal jenis-jenis dan karakteristik studi lanjutan (slta) dan pekerjaan.
Memahami kemampu- an diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendi dikan dan
aktivitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir.
2)
Penerimaan
mempersiapkan diri dengan menambah pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
dengan studi lanjutan atau pekerjaan yang diminatinya. Mempersiapkan diri
dengan serius untuk mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan dalam upaya
persiapan diri memasuki dunia kerja.
3)
Tindakan
mengidentifikasi ragam alternatif studi lanjutan atau pekerjaan yang mengandung
relevansi dengan kemampuan dan minatnya. Mengembangkan alternatif perencanaan
karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir.
j.
Mencapai
kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
1)
Pemahaman
mengenal berbagai norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga. Memahami
norma-norma atau nilai pernikahan dan berkeluarga.
2)
Penerimaan
menghargai norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi
terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis. Menerima norma-norma pernikahan
dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang
harmonis.
3)
Tindakan
mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif tentang norma
pernikahan dan berkeluarga. Mengidentifikasi calon pasangan suami/istri
berdasarkan norma yang ada dalam pernikahan dan berkeluarga.
Pengawas
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keberadaan layanan bibingan dan
konseling di sekolah. Dengan kata lain apakah di sekolah terdapat layanan
bimbingan dan konseling?. Jika belum, pimpinan sekolah perlu di dorong untuk
mefasilitasi keberadaan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa sebagai
bagian dari layanan pendidikan di sekolah. Jika sudah ada, perlu didiskusikan
bagaimana orientasi layanan bimbingan dan konseling dan implementasi layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan bimbingan dan konseling bukan
layanan untuk siswa yang bermasalah dalam disiplin sehingga konselor menjadi
polisi sekolah juga bukan layanan yang membantu menyelesaikan semua masalah
tetapi masalah yang berkenaan dengan kondisi psikologis peserta didik.
Orientasi layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tuntutan paradigma
pendidikan saat ini adalah layanan bimbingan dan konseling perkembangan yang
membantu perkembangan peserta didik secara optimal.
Layanan dasar bimbingan adalah
layanan bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku
efektif dan meningkatkan keterampilan – keterampilan hidupnya. Layanan dasar
bimbingan ini disajikan secara sistematis bagi seluruh siswa, yang isinya
sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan di atas.
Layanan dasar bimbingan
ini juga berisi layanan bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi
dan bimbingan karier, layanan ini untuk seluruh peserta didik, disajikan atau
di luncurkan dengan menggunakan Strategi klasikal dan dinamika kelompok pada
tingkat SLTP dan SLTA tugas-tugas perkembangan yaiu menacu keapada:
Menurut Achmad Juntika
Nurihsan pada bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling 2010:45). Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang
bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh siswa
pada saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif, atau mungkin kuratif. Isi
layanan Responsif adalah sebagai berikut :
a.
Bidang pendidikan, topik-topiknya adalah pemilihan program studi di sekolah
menengah yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuann; dan pemilihan program
studi lanjutan di perguruan tinggi.
b.
Bidang belajar, yaitu cara belajar efektif dan cara
mengatasi kesulitan belajar.
c.
Bidang sosial, yaitu cara memilih teman yang baik,
cara memelihara persahabatan yang baik, cara mengatasi konflik dengan teman.
d.
Bidang pribadi, yaitu pembetukan identitas karier,
pengenalan karakteristik dan lingkungan pekerjaan, dan pembentukan pola karier.
e.
Bidang disiplin, yaitu pengenalan tata tertib
sekolah dan pengembangan sikap serta perilaku disiplin.
f.
Bidang narkotika, yaitu pengenalan bahaya penggunaan
narkotika dan pencegahan terhadap bahaya narkotika.
g.
Bidang perilaku seksual, yaitu penngenalan bahaya
perilaku seks bebas, cara berpacaran yang baik, serta pencegahan perilaku seks
bebas.
h.
Bidang kehidupan lainnya.
Layanan perencanaan individual Menurut Achmad Juntika Nurihsan pada bukunya yang berjudul Bimbingan dan
Konseling 2010:46-47). Adalah upaya
bimbingan yang bertujuan membantu seluruh siswa membuat dan mengimplementasikan
rencana-rencana pendidikan, karier, dan kehidupan sosial pribadinya. Tujuan
utama dari layanan ini adalah membantu siswa belajar memantau dan memahami
perkembangannya sendiri. Kemudian merencanakan dan mengimplementasikan
rencana-rencan hidupny atas dasar hasil pemantauan dan pemahamannya itu. Isi
layanan perencanaan individual ini adalah sebagai berikut:
a.
Bidang pendidikan yaitu perecanaan belajar dan
perencanaan studi lanjutan.
b.
Bidang karier, yaitu perecanaan pekerjaan,
perencanaan jabatan, perncanaan pekerjaan ke perusahaan – perusahaan, dan
perencanaan waktu luang untuk kegiatan yang produktif.
c.
Bidang sosial pribadi yaitu perencanaan
pengembangan konsep diri yang positif, serta perecanaan pengembangan
keterampilan – keterampilan sosial yang tepat.
Dukungan sistem adalah
kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan menetapkan, memeilihara, dan
meningkatkan program bimbinga secara menyeluruh melalui pengembangan
profesional: hubungan masyarakat dan staf; konsultasi dengan guru, staf
ahli/penasihat, dan masyarakat yang lebih luas; manajemen program; serta
penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990 yang di kutip oleh Achmad
JuntikaNurihsan 2010:9)
Manajemen merupakan suatu tindakan usaha
mencapai tujuan melalui menggerakkan orang-orang lain. Dengan demikian
manajeman berkaitan dengan menggerakkan tenaga manusia dan fasilitas yang ada
kearah pencapaian tujuan. Manajemen memiliki empat fungsi utama yaitu planning,
organizing, actuating, dan controlling yang kesemuanya itu saling terkait dan
mendukung dalam pencapaian tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manajemen bimbingan dan konseling adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh konselor /guru BK dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung dalam
kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan pelaksanaan bimbingan
dan konseling yang telah ditetapkan.
Pada satuan pendidikan diSMA manajemen
bimbingan dan konseling pada setiap aspeknya berorientasi kebutuhan dan tugas
perkembangan siswa. Manajemen bimbingan
dan konseling di SLTP dan SLTA meliputi:
1.
Konselor/guru BK sebagai penyelenggara layanan
2.
Program Layanan BK, yang terdiri dari program
tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian.
a.
Program Tahunan, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk
masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
b.
Program Semesteran, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang
merupakan jabaran program tahunan.
c.
Program Bulanan, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang
merupakan jabaran program semesteran.
d.
Program Mingguan, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang
merupakan jabaran program bulanan.
e.
Program Harian, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu
minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan
dan Konseling.
3.
Waktu layanan, kegiatan layanan dan pendukung
dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah,
sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK
Mendikbud No. 25/O/1995.
4.
Sarana dan prasarana
5.
Unsur-unsur BK
a.
Kebutuhan siswa yang diketahui melalui
pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data.
b.
Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh
guru pembimbing sebanyak 150 orang (minimal); Kepala sekolah yang berasal dari
guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dariguru
pembimbing sebanyak 75 orang.
c.
Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi,
sosial, belajar dan karir)
d.
Jenis-jenis layanan : layanan orientasi,
informasi, penempatan danpenyaluran, pembelajaran, konseling perorangan,
bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
e.
Kegiatan pendukung : aplikasi instrumentasi,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus
f.
Frekuensi layanan : setiap siswa mendapatkan
berbagai layanan minimal lima kali dalam setiap semester, baik layanan dalam
format perorangan, kelompok maupun klasikal.
g.
Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan
layanan dan pendukung) berlangsung sekitar 2 jam pembelajaran dalam seminggu.
h.
Waktu kegiatan
i.
Kegiatan khusus: pada semester pertama setiap
tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah bagi siswa
baru.
BAB III
ANALISIS
Dari pembahasan
di atas yang mengenai “konsep dasar, tujuan, jenis layanan, serta manajemen
bimbingan dan konseling perkembangan di SLT dan SLTA”. dapat di pahami bahwa SMP
adalah masa remaja menuju masa pra remaja. Menurut Piaget pada masa ini anak
mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini
seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan
logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan
untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu. Pada Renncana
mengembangkan kemampuan, bakat dan minat” Kemampuan (ability) adalah daya untuk
melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Pada tahap ini
peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan
mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude) adalah Kemampuan
bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar
terwujud. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
yang relatif, bersifat umum ( misalnya bakat intelektual umum) atau khusus
(bakat akademis khusus).Bakat khusus ini di sebut juga talent. Minat (interest)
alah kecenderungan seseorang terhadap suatu hal tertentu dan tertarik
melakukannnya.
Sedangkan pada
tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)SLTA adalah masa pra remaja menuju
masa dewasa. Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional
Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan
seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis /
deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan
semua kemungkinan situasi tertentu.
Bimbingan
dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan
secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan
bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
1.
Kebahagiaan
hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan.
2.
Kehidupan
yang produktif dan efektif dalam masyarakat.
3.
Hidup
bersama dengan individu-individu lain.
4.
Harmoni
antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian
peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan
yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya
Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan
untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana
hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan memahami kebutuhannya
secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri;
(4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam
kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam
lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan
teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Adapun
tugas-tugas perkembangan peserta didik tingkat remaja (siswa SMP/MTs. dan
SMA/MA/SMK) adalah:
a. Memiliki sikap dan
perilaku beriman dan bertaqwa terhadap TYE
b. Memperoleh perangkat
nilai sebagi pedoman berperilaku
c. Mencapai kemandirian
emosional
d. Mengembangkan
keterampilan intelektual
e. Berperilaku sosial yang
bertanggung jawab
f.
Mencapai peran sosial sebgai pria/wanita
g. Menerima keadaan diri
dan menggunakannya secara efektif
h. Mencapai kemandirian
perilaku ekonomiis
i.
Memiliki wawasan persiapan karier
j.
Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita (Soeharto, 1998:32-34/ catatan kuliah pada hari selasa 6 Desember
2016).
BAB IV
SIMPULAN DAN
REKOMENDASI
1.
Konsep dasar bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta,
Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak
memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude)
adalah Kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan
atau dilatih agar terwujud. Sedangkan pada tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas)SLTA adalah masa pra remaja menuju masa dewasa. Menurut Piaget pada masa
ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada
masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara
simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir
dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu.
2.
Tujuan
bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta yaitu bimbingan dan
konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan
secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi.
3.
Jenis
layanan bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta yitu yang diantaranya adanya layanan dasar
bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan
dukungan sistem.
4.
Manajemen
bimbingan dan konseling perkembangan di sltp dan slta manajemen merupakan suatu tindakan usaha
mencapai tujuan melalui menggerakkan orang-orang lain. Dengan demikian
manajeman berkaitan dengan menggerakkan tenaga manusia dan fasilitas yang ada
kearah pencapaian tujuan. Manajemen memiliki empat fungsi utama yaitu planning,
organizing, actuating, dan controlling yang kesemuanya itu saling terkait dan
mendukung dalam pencapaian tujuan.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapakan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. . Mudah-mudahan dengan adanya makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik untuk:
1.
Kampus STAI
AL-MUSADDADIAH
2. Teman-teman
3. Pondok pesantren
4. Pemerintah daerah
5. Serta masyarakat luas lainnya
DAFTA
PUSTAKA
Dr. AchmadJuntika Nurihsan “Manajemen Bimbingan Konseling Di
Sekolah Dasar Kurikulum 2004” PT GRASINDO ANGGOTA IKAPI, 2005.
Dr. AchmadJuntika Nurihsan “Bimbingan Dan Konseling Dala
Berbagai Latar Belakang Kehidupan” PT REFIKA ADITAMA, 2010.
Prof. Dr. Syamsu Yusuf, L.N dan Prof. Dr. A. Juntika Nurihsan “Landsan
Bimbingan Dan Konseling” PT REMAJA ROSDAKARYA, 2014.
Achsan Husairi “Manajemen Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.”BOGOR. ARYA DUTA, 2008.
http://meriandani010515.blogspot.co.id/2015/05/bimbingan-dan-konseling-di-sltp-dan-slta_2.html
diakses pada 23 Desember 2016
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/02/07/pelayanan-dasar-bimbingan-dan-konseling-kurikulum-bimbingan/ 23
Desember 2016
http://endahlestari-thebestdramakorea.blogspot.co.id/2012/07/bimbingan-dan-konseling-pada-tingkat-html 23
Desember 2016
No comments:
Post a Comment