Monday, February 20, 2017

TUGAS MANDIRI MK PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK


TUGAS MANDIRI


“Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah Pembelajaran Akidah Akhlak”
Dosen : Husnan Sulaiman M.Pd


 










Disusun Oleh :

Abdul Mu’min
14210004



FAKULTAS TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MUSADDADIYAH GARUT
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, solawat serta salam semoga dilimpah curahkan kepada Nabi Muhamad SAW, Rasululloh terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Berkat karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pembelajaran Akidah akhlak jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 5. Kami berusaha semaksimal mungkin berkarya dengan harapan makalah ini dapat membantu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam rangka mengingkatkam kualitas bangsa Indonesia.
Makalah ini disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami serta memuat aspek mengenai Urgensi Pemahaman Materi Akidah Akhlak Kepada Peserta Didik.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki makalah ini yang jauh dari kesempurnaan.
                                                                                                         


Garut,    Oktober  2016


Penyusun,



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .    i
DAFTAR ISI  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   ii
BAB I PENDAHULUAN                               
A.     Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .         1
B.     Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .         2
C.     Tujuan penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .          2
D.     Manfaat Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .         2
E.      Sistematika Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .         3
BAB II PEMBAHASAN
A.     Hubungan antara Nilai dengan Filsafat                                                                        
1.      Nilai…………………………………………………………………..………. 4
2.      Filsafat………………………………………………………………………... 5
3.      Hubungan antara Nilai dengan Filsafat………………………………………  5
B.     Hubungan antara Pendidikan Nilai dengan Ilmu Pengetahuan.
1.      Ilmu Pengetahuan . ………………………….. ………………………………7
2.      Pendidikan Nilai……………………………………………………………… 9
3.      Hubungan antara Pendidikan Nilai dengan Ilmu Pengetahuan………………. 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  12
Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  12

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …… 13

1.      PENGERTIAN BELAJAR, MENGAJAR, PEMBELAJARAN DAN METODE BELAJAR

A.     Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
Dapat Disimpulkan:Belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar.Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

B.     Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu perilaku yang kompleks. Perilaku mengajar yang kompleks dapat ditafsirkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terdapat dalam tindakan mengajar untuk menyampaikan pesan pengajaran (Roymond H. Simamora)      
Mengajar adalah "menjadi" tidak "dijadikan", emosi, nilai - nilai yang dimiliki oleh setiap guru adalah diluar garapan ilmiah, oleh sebab itu menurutnya mengajar adalah suatu seni bukan ilmu (Highet, 1954)
Mengajar adalah suatu seni, akan tetapi itu hanya dalam prakteknya saja untuk memperindah estetika penampilan, misalnya seni dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa, seni mengatur lingkungan agar siswa senang belajar, seni membangkitkan motivasi dan lain sebagainya. (Gage, 1978)
Dapat disimpulkan bahwa Mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidikan dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran tercapai.
Seorang guru harus memiliki kemampuan mengajar. Kemampuan mengajar selain merupakan bakat juga bisa merupakan keahlian yang dapat dipelajari sehingga pada dasarnya semua orang bisa menjadi guru. Salah satu ilmu yang dipelajari dalam menambah kemampuan mengajar adalah kemampuan menghadapi anak didik yang memiliki karakter, kemampuan serta keinginan yang berbeda-beda. Guru harus bisa mengakomodir semua keinginan anak didiknya.

C.     Pengertian Pembelajaran
Belajar menurut Abdul Mukti mempunyai beberapa dimensi, yaitu: pertama belajar ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan ketrampilan yang relative tetap dalam diri seseorang sesuai tujuan yang diharapkan. Kedua, belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif. Ketiga belajar merupakan proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitif yang meliputi persepsi (perception), perhatian (attention), mengingat (memori), berpikir (thinking, reasoning) memecahkan masalah dan lain-lain.
Pembelajaran mempunyai arti yang sangat berbeda. Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Max Darsono, dkk. Adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis. Selanjutnya Morris menyatakan bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut D. Sudjana Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan / merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.Dari pengertian tersebut nampak bahwa pembelajaran adalah proses yang kompleks, didalamnya mencakup proses / kegiatan belajar dan kegiatan mengajar.
Adapun beberapa ciri-ciri pembelajaran yaitu :
·        Memiliki tujuan yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu.
·        Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan tehnik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·        Materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
·        Adanya activitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya pembelajaran.
·        Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masin masing.
·        Adanya waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
·        Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi
Sedangkan teori pembelajaran Menurut Bruner ada dua yaitu preskriptif dan deskriptif . Dikatakan teori preskriptif  karena tujuan utama dalam pembelajaran adalah menetapkan strategy dan metode pembelajaran yang optimal dalam melakukan pembelajaran aqidah  dan dikatakan deskriptif  karena tujuan utama teori ini  adalah bagaimana menetukan hasil belajar atau memeriksa proses belajar yang akan meraih suatu perubahan pada peserta didik.
Teori deskriptif menaruh perhatian pada hubungan bagaimana menentukan hasil belajar (perubahan) atau sebagaimana seseorang belajar untuk menggapai suatu  perubahan tersebut. Teori preskriptif yaitu menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar. Teori preskriptif adalah suatu teori yang disebut goal oriented yang berarti untuk mencapai tujuan, sedangkan teori deskriptif adalah suatu teori yang disebut goal free yang berarti untuk memberikan atau menentukan hasil.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.

D.    Metode belajar
Dalam. pelajaran akidah akhlak ada dua jenis kompetensi untuk diterapkanyaitu mengenal dan membiasakan. Mengenal merujuk pada ranah kognif aspek analisis, sedangkan membiasakan juga merujuk pada ranah kognitif aspek penerapan. Kata kerja membiasakan bisa diganti dengan mendemonstrasikan, karena dengan mendemonstrasikan anak dituntut untuk dapat memahami, menghayati dan nantinya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bilamana menggunakan kata kerja membiasakan, pembelajaran di kelas cenderung tidak ada unsur psikomotoriknya. Jadi, akan lebih baik menggunakan kata kerja operasional: mendemonstrasikan (psikomotorik-gerakan), mempraktikkan (ranah afeksi-partisipasi), menampilkan (ranah afeksi-partisipasi). Metode Pembelajaran Bidang Studi Aqidah Akhlak. Dalam menerapkan metode sangat bergantung pada tujuan, bahan dan pelaksanaan dari pembelajaran itu sendiri. Beberapa metode pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh pengajar antara lain:
·        Metode Ceramah
Metode ceramah adalah ”penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya”. Metode ini sering dipergunakan dan dijadikan pilihan utama di dalam pembelajaran kepada anak didik. Metode ini tepat untuk digunakan dalam menghadapi siswa yang banyak dan pengajar ingin memberikan topik baru dan tidak ada sumber-sumber pelajaran lain pada siswa.
·        Metode Tanya Jawab
Yaitu suatu metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
·        Metode Diskusi
Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya dalam bukunya “Strategi Belajar Mengajar”, diskusi adalah: “Suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat, diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompoknya”.  Nana Sudjana memberikan pengertian diskusi adalah “tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama”.
·        Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa ole guru dan murid mempertanggung-jawabkannya.
·        Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Yaitu ”suatu metode mengajar di mana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu”. Metode ini merupakan metode umum yang sering digunakan dalam pembelajaran, selain metode-metode tersebut masih banyak metode metode lain yang Metode Mengajarkan Akidah

2.      RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Rencana pelaksanaan pembelajaran atau sering di singkat RPP. Adalah pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. RPP di buat oleh guru membentuk nya dalam mengajar agar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetisi dasar pada hari tersebut.
Rencana pelaksanaan pembelajaran, atau disingkat RPP, adalah pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut.
A.     Hakikat RPP
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.
Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, tahapan pertama dalam pembelajaran menurut standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan peyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu mengacu pada silabus.
Sementara itu menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah Dasar, RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemua atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada suatu pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema dan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar merupakan pendekatan pembelajaran Tematik Terpadu dari kelas I sampai kelas VI.
B.     Prinsip-pirinsip Pengembangan RPP
Pengembangan RPP mengikuti prinsip-prinsip berikut:
·        Baris isi
ü  RPP merupakan terjemahan dari ide kurikulum yang berdasarkan silabus yang telah dikembangkan pada tingkat nasional ke dalam betuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
ü  RPP dikembangkan sesuai dengan yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun gaya belajar.
ü  RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
ü  RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik yang mandiri dan tak berhenti belajar.
ü  RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
ü  Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam bentuk tulisan.
ü  RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, remedi, dan umpan balik.
ü  RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belalajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
ü  RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
C.     Komponen dan sistematika RPP
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implemenatasi Kurikulum Pedoman Pembelajaran, RPP paling sedikit memuat:
Ø  Tujuan pembelajaranMateri pembelajaran
Ø  Metode pembelajaran
Ø  Sumber belajar
Ø  Penilaian
Komponen tersebut diwujudkan dalam format berikut:
Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan       : ................................
Kelas/ Semester                        : ................................
Tema/ Subtema             : ................................
Alokasi Waktu             : . ..............................
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.         ....................... (KD pada KI-1)
2.         ....................... (KD pada KI-2)
3.         ....................... (KD pada KI-3)
Indikator: .......................
1.         ....................... (KD pada KI-4)
Indikator: .......................
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1.         Pendahulaun (... menit)
2.         Kegiatan Inti (... menit)
3.         Penutup (... menit)
H. Penilaian
1.         Jenis/ Teknis Penilaian
2.         Bentuk Instrumen dan Instrumen Penilaian
3.         Pedoman Penskoran

3.      METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AHLAK
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode pengajaran aqidah akhlak kami bagi menjadi dua bagian. Metode pengajaran akidah itu banyak, antara lain :
a.       Metode ceramah
b.      Metode ceritaMetode tanya jawab
c.       Metode widya wisata
d.      Metode bermain peran
e.       Metode demonstrasi
f.        Metode latihan sosio drama
g.       Metode diskusi
Metode-metode tersebut yang paling banyak dipakai dalam pengajaran akidah antara lain, metode cerita, ceramah, dan tanya jawab, disamping metode sosio drama, demonstrasi, dan metode bermain peran.
a) Metode bercerita dicantumkan sebagai alternative pada hampir semua pokok bahasan, karena selain aspek kognitif tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya akidah islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan putranya, dimana seorang ayah mengajarkan akidah kepada putranya dengan bersyukur kepada Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah Swt dan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan berbakti atau tawadlu’ kepada kedua orang tuanya.
b)      Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan menyampaikan pesan dan informasi secara satu arah lewat suara yang diterima melalui indera telinga. Metode ceramah disebut metode mau’idhoh hasanah dengan bilisan agar dapat menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik. Sepeerti yang dilakukan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, yaitu untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
 c) Metode Tanya jawab bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan dapat mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan otak dan intelektualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Didalam pengajaran aqidah dapat dicontohkan, seperti: dialog atau tanya jawab antara Nabi Ibrahin as dengan umatnya. Dengan cara seperti itu akan menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan tingkah laku. Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat menilai yang baik dan yang buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam kehidupan sehari-hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.
Penggunaan Tanya jawab bertujuan mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu dengan adanya tanya jawab tersebut akan merangsang siswa untuk berfikir dan diberi kesempatan untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
Metode Tanya jawab atau dialogis ini, mencerminkan dan melahirkan sikap saling keterbukaan antara guru dan siswa dalam penerapan metode ini pikiran, kemauan, perasaan dan ingatan serta pengamatan terbuka terhadap ide – ide baru yang ditimbulkan dalam pembelajaran tersebut.
d) Metode sosiodrama, digunakan dalam pokok bahasan:
ü  Adat disekolah, mengujungi orang sakit, ta’ziyah dan jiarah kubur.
ü  Kisah siti Mashitoh, Abu bakar Assidiq, Umar bin khatab, Bilal bin    Rabbah dan lain sebagainya.
e) Metode demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru atau instruktur kepada siswa dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode demonstrasi dipergunakan dalam pokok bahasan:
ü  Sifat-sifat Allah dan sifat-sifat Rasulullah
ü  Akhlak terpuji, akhlak tercela dan sebagainya.
f)  Metode bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan
ü  Berbakti kepada ayah dan ibu.
ü  Adab makan dan minum.
ü  Adab kepada guru, orang yang tua, teman dan sebagainya.

4.      METODE PEMBELAJARAN AKHLAK
Adapun menurut Prof. Dr. Hamka metode pengajaran akhlak ialah
a.       Metode alami.
Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui instink atau naluri yang dimilikinya secara alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan secara pasti tanpa adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan, pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Tetapi, paling tidak metode alam ini jika dipelihara dan dipertahankan akan melakukan akhlak yang baik sesuai fitroh dan suara hati manusia. Metode ini cukup efektif untuk menanamkan kebaikan kepada anak karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat kabaikan tinggal bagaimana memelihara dan menjaganya.
b.      Metode mujahadah dan riadhoh.
Orang yang ingin dirinya jadi penyantun maka jalannya dengan membiasakan bersedekah sehingga menjadi tabiat yang mudah mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah atau perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik memang pada awalnya cukup berat, namun apabila manusia berniat sungguh-sungguh pasti menjadi suatu kebiasaan. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, guru harus memberikan bimbingan yang continu kepada anak didiknya, agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat tercapai secara optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah ditetapkan.
c.       Metode teladan.
Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi baik. Pergaulan sebagai salah satu bentuk komunikasi manusia, memang sangat berpengaruh dan akan memberikan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam. Metode teladan ini memberikan kesan atau pengaruh atas tingkah laku perbuatan manusia. Sebagaimana dikatakan Hamka (1984) bahwa: “alat dakwah yang sangat utama adalah akhlaki”. Budi yang nyata dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari. Maka, meneladani Nabi adalah cita-cita tertinggi dalam kehidupan Muslim. Metode ini sangat efektif untuk mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi ikutan utama bagi murid-murid dalam segala hal. Misalnya, kelembutan dan kasih saying, banyak senyum dan ceria, lemah lembut dalam bertutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri dengan tingkah laku sesuai misi yang diembannya. Jadi,  metode ini harus diterapkan seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang memberi contoh, tujuan pengajaran sangat sulit dicapai dapat dipakai.


DAFTAR PUSTAKA

§  Chabib Thoha (editor), PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 94-95
§  Max Darsono, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2000), hlm. 2
§  Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 57
§  http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/keguruan/belajar-mengajar-dan-pembelajaraan/
§  Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,  (Bandung : PT Remaja Rosdakarya ,2012)hlm.269
§  http://id.wikipedia.org/wiki/rencana_pelaksanaan_pembelajaran

No comments:

Post a Comment

LOGO SMP-IT ALKHOIRIYYAH GARUT